SOLO, MENARA62.COM – Mengusung inovasi “Desa Cerdas”, Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengantarkan kampusnya meraih tiga penghargaan nasional pada ajang Anugerah Abdidaya Ormawa 2025. Tim HMP PGSD sendiri dinobatkan sebagai Juara 2 untuk kategori Tim dengan Perubahan Terbaik.
HMP PGSD UMS menggandeng Desa Jagoan, Kecamatan Sambi, Boyolali sebagai tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat melalui kegiatan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa). Pemilihan Desa Jagoan ditujukan untuk membantu pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kesadaran inovatif pada masyarakat sekitar.
Ketua Umum HMP PGSD UMS, Muhammad Misbahqul Umam menjelaskan bahwa inovasi Desa Cerdas ini berorientasi kepada edukasi atau pembelajaran yang bisa dirasakan oleh semua kalangan masyarakat, dari tingkat anak-anak sampai orang tua. Untuk mengatasi problem atau permasalahan yang begitu kompleks di desa Jagoan, HMP PGSD membawa terobosan cemerlang dengan mencetuskan enam pojok literasi (edukasi).
Secara garis besar, enam pojok literasi berorientasi untuk meningkatkan daya kompetensi masyarakat, menguatkan pelayanan kesehatan, serta mengembangkan manajemen dan inovasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat Desa Jagoan.
“Enam pojok itu meliputi Pojok Olah Sawah, Pojok Cilik, Pojok Digital, Pojok Healthy (Kesehatan), Pojok Sukses, dan Pojok Eco-Vation. Di setiap pojok itu ada penanggung jawab masing-masing untuk memudahkan pengembangan program ini,” ungkap Muhammad Misbahqul Umam, Jumat (12/12).
Muhammad Misbahqul Umam yang kerap disapa Umam, menjelaskan bahwa permasalahan masyarakat desa Jagoan di sektor pertanian atau persawahan mayoritas menggunakan pupuk kimia berlebihan dan harus berhadapan dengan populasi hama yang tinggi. Maka, HMP PGSD UMS menginovasikan pembuatan pupuk organik dan sarang burung hantu.
“Pembuatan pupuk organik ini untuk meminimalisir pemakaian pupuk kimia, lambat tahun bisa menyebabkan kekeringan tanah, sedangkan pembuatan sarang burung hantu untuk mengurangi populasi hama di persawahan Desa Jagoan,” terangnya.
Menanggapi minimnya literasi budaya dan rawannya perundungan pada anak-anak, HMP PGSD UMS dengan inovasi Pojok Cilik nya, memprioritaskan literasi budaya dan edukasi anti bullying dengan dengan sasaran MI Muhammadiyah Jagoan untuk menerapkan inovasi tersebut.
Kurangnya perhatian pada pengelolaan sampah dan minimnya bank sampah, HMP PGSD UMS hadir dengan terobosan pioneer untuk memanfaatkan pengelolaan sampah. Umam menyebut, sebelumnya masyarakat desa tersebut masih menggunakan tradisi lama dengan membakar sampah organik maupun anorganik.
“Sampah organik kami manfaatkan untuk pembuatan ekoenzim, sedangkan sampah anorganik kami melahirkan 3 produk pioneer, diantaranya: Biopori, Ecobrick, dan Paving block dari sampah-sampah plastik,” kata dia.
Pada Pojok Canggih, HMP PGSD menitikberatkan pada pelatihan desain grafis yang dipusatkan untuk remaja-remaja Desa Jagoan, guna menunjang potensi pemanfaatan digital pada era ini.
Sedangkan Pojok Sukses diprioritaskan untuk mengembangkan UMKM yang ada di desa masyarakat. HMP PGSD UMS berhasil menghasilkan produk baru, yaitu, produksi makaroni dan penambahan variasi rasa pada jajanan kripik singkong dengan berkolaborasi bersama salah satu warga di desa Jagoan.
Pojok Healthy yang diorientasikan pada sektor kesehatan, HMP PGSD UMS bersinergi dengan bidan Desa Jagoan. Sinergi ini untuk menyelenggarakan sosialisasi edukasi pada ibu-ibu hamil. Umam juga menyebutkan bahwa Pojok Healthy berhasil menghasilkan produk makanan dan minuman berkhasiat.
“Dari Pojok Healthy menghasilkan produk serundeng daun kelor dan wedang sinden. Serundeng daun kelor diproduksi dari parutan kelapa dan ditambahi daun kelor, sedangkan wedang sinden bahannya dari rempah-rempah alamiah,” papar Umam.
Umam menerka alasan kemenangan timnya pada kategori Tim dengan Perubahan Terbaik disebabkan atas kinerja tim yang mampu melampaui target. Selain itu, visitasi dari pihak kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) juga menjadi faktor penegas.
“Nilai yang paling berpengaruh pada ajang ini ketika visitasi dari pihak Kemendiktisaintek, sedangkan penilaian tambahannya ketika pelaksanaan event Abdidaya Ormawa.” pungkasnya.
Umam juga menerangkan bahwa keberhasilan berlangsungnya program ini tidak lepas dari semangat kolaboratif kampus dan masyarakat setempat. “Keberlangsungan program ini tidak lepas dari kerja sama antar tim HMP PGSD UMS, kampus, dan masyarakat Desa Jagoan,” tuturnya.
Melalui inovasi ini HMP PGSD UMS menunjukkan kontribusi untuk memberdayakan masyarakat, serta sinergi kolaboratif antara mahasiswa, pihak kampus, dan masyarakat setempat. Melalui HMP PGSD, UMS pada ajang Anugerah Abdidaya Ormawa 2025 berhasil membawa pulang tiga penghargaan nasional yaitu Juara 1 Tim Paling Partisipatif, Juara 2 Tim dengan Perubahan Terbaik, dan Juara 3 Sistem Pendukung Perguruan Tinggi paling Inovatif. (*)

