TAPANULI TENGAH, MENARA62.COM — Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lazismu terus melakukan pendampingan bagi warga terdampak banjir bandang di Desa Sipange, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Hingga hari ke-20 pascakejadian, kondisi warga masih memerlukan perhatian serius.
Anggota Tim Tanggap Darurat Relawan (TDRR) PP Muhammadiyah, Mursito, melaporkan bahwa banjir bandang yang terjadi pada 25–26 lalu menyebabkan kerusakan signifikan pada permukiman warga. Sekitar 200 jiwa terdampak, dengan banyak rumah mengalami kerusakan berat akibat terjangan air dan lumpur.
“Di hari ke-20 pascakejadian, masih banyak warga yang mengungsi karena rumahnya rusak parah dan tertimbun lumpur dengan kedalaman sekitar 1 hingga 1,5 meter. Kondisi ini membuat warga belum bisa kembali dan membersihkan rumah mereka,” jelas Mursito, Selasa (16/12/2025).
Selain kerusakan rumah, Desa Sipange juga mengalami keterisolasian akses. Dari dua jalur menuju lokasi, satu jalur masih bisa dilalui kendaraan roda empat namun harus sangat berhati-hati, sementara jalur lainnya hanya bisa dilewati sepeda motor trail. Kondisi tersebut menyulitkan mobilitas warga maupun distribusi bantuan.
“Desa ini masih terisolir. Akses sangat terbatas, sehingga pendampingan dan dukungan lanjutan sangat dibutuhkan, baik untuk pemulihan warga maupun percepatan penanganan pascabencana,” imbuhnya.
MDMC dan Lazismu Muhammadiyah terus berkoordinasi dengan relawan serta pihak terkait untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi, sekaligus mendorong upaya pemulihan lingkungan dan hunian. Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk hadir mendampingi masyarakat hingga fase pemulihan, sebagai bagian dari gerakan kemanusiaan dan dakwah sosial di wilayah bencana. (*)
