SOLO,MENARA62.COMĀ – Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Blok 1 Begalon, Panularan, Kota Surakarta menjalankan program ko-kreasi Srawung Sains-Tera Saintek bersama tim Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Program ini didanai oleh Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek Kemendiktisaintek RI, dan berkolaborasi dengan Kelurahan Panularan dan Puskesmas Penumping.
Dalam program ini, salah satu luaran program adalah strategi untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat, melalui mekanisme media nudging.
Ketua Tim Srawung Sains UMS, Dwi Linna Suswardany, SKM, MPH., menjelaskan bahwa nudging merupakan sebuah konsep pendekatan strategis untuk mendorong perubahan perilaku tanpa paksaan, menggunakan desain lingkungan yang memengaruhi pilihan warga secara halus namun efektif. Program implementasi media nudging dirancang dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penguin Rusunawa Panularan dan menciptakan lingkungan tempat tinggal yang lebih hemat, sehat, aman, dan nyaman.
“Program ini menggunakan pesan visual dan desain komunikasi secara halus, mudah dipahami, dan bersifat positif, yang kemudian dituangkan dalam media-media seperti poster, sticker, dan mural,” jelas Dwi Linna, Jumat (19/12).
Implementasi media nudging menitikberatkan pada area utama sebagai luaran prototipe, meliputi:
1. Ruang Komunal dan Dapur Komunal: Upaya untuk menjaga kebersihan dan bebas dari asap rokok, demi kenyamanan bersama.
2. Saung rokok: Sarana agar warga tidak merokok secara sembarangan, maka diharapkan
3. Panel Surya : Upaya kesadaran masyarakat untuk terus rajin merawat panel surya.
4. Tanaman Obat Keluarga (TOGA): Upaya agar masyarakat selalu rajin merawat tanaman, dan juga mengembangkannya.
Dwi Linna juga menerangkan bahwa tujuan diterapkannya impelemnatasi nudging dalam program Srawung Sains adalah untuk mengubah perilaku warga rusunawa menjadi lebih sadar akan pentingnya kesehatan, tanpa dengan paksaan.
“Pesan-pesan yang tertulis dalam poster, mural maupun sticker ini merupakan hasil diskusi dengan warga,” ujarnya.
Nieldya Nofandrilla, S.E., MA., sebagai koordinator prototipe media nudging menyebut, tim Srawung Sains juga berdiskusi bersama dengan warga, untuk menentukan titik-titik mana saja yang dapat dijadikan penempatan media nudging. Hasilnya, tim sepakat menempelkan poster di pilar-pilar ruang komunal, sticker di anak tangga utama, poster di setiap tembok tangga, poster di dekat tanaman TOGA dan saung rokok, dan sebagainya. Dalam implementasinya, kami pun bersama-sama mempersiapkan dan memasang media nudging tersebut.
Keaktifan warga ditunjukkan juga melalui usulan untuk diberikan sticker pada anak tangga untuk tulisan-tulisan pesan nudging, tetapi menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana. Atas hasil diskusi, sticker di anak tangga ditulis dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dengan warna sticker yang terang (hijau dan kuning).
āSaya tidak menyangka masyarakat sangat antusias untuk diajak berpikir dan berdiskusi bersama merumuskan pesan-pesan nudging ini. Harapannya, melalui implementasi media nudging ini, warga Rusunawa I Panularan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih sehat, dan menjalankan dengan kesadaran yang tinggi. Kemudian, risiko penyakit menular akan berkurang, dan masyarakat menjadi lebih nyaman,ā ujar Nieldya.
Warga tampak sangat antusias, terlebih beberapa warga memiliki keahlian menggambar atau melukis di dinding atau mural. Warga bersama tim UMS menggambar mural di dinding bagian depan dan pos masuk Rusunawa. Mural yang digambar memberikan pesan-pesan tersendiri sebagai implementasi nudging, antara lain: gambar bahayanya merokok, perawatan tanaman TOGA, dan kebersihan dan kenyamanan tinggal bersama.
Salah satu warga di Rusunawa, sebagai tim diskusi dan sekaligus penggambar mural di Rusunawa, Pak Rege, berharap besar melalu projek ini. āMudah-mudahan semua warga yang suka rokok bebas, dan membuang punting rokok sembarangan, bisa tersadar ketika melihat pesan-pesan yang tertulis ini, kemudian mau merokok di tempat yang disediakan. Selain itu, poster-poster ditempelkan di tempat strategis agar bisa selalu terbaca oleh warga, dan memiliki kesadaran untuk hidup lebih bersih dan sehat,” kata dia.
Dalam pelaksanaan program ko-kreasi ini, tim mengajak warga untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan pesan-pesan nudging. Beberapa contoh yang didiskusikan bersama misalnya untuk tanaman TOGA āPerhatikan aku, sayangi aku!ā, kesadaran membuang puntung rokok tidak sembarangan āpuntungmu di sini lingkungan tetap bersihā, dan sebagainya. (*)
