25.1 C
Jakarta

Buka ToT Read Aloud 2025, Kadispursip Kalteng Tegaskan Literasi Jangan Lagi Senyap

Baca Juga:

Bonni Febrian
Bonni Febrianhttp://menara62.com
Belajar istiqomah dan lebih bermanfaat

PALANGKA RAYA, MENARA62.COM  – Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Kalimantan Tengah berkolaborasi dengan Read Aloud Kalimantan Tengah menggelar Pelatihan Membaca Nyaring atau Training of Trainer (ToT) Read Aloud Tahun 2025. Kegiatan berlangsung secara daring selama dua hari, 29–30 Desember 2025 dan diikuti oleh 35 peserta yang terdiri atas pengelola TBM, komunitas literasi, serta pegiat literasi dari berbagai daerah di Kalimantan Tengah.

Pelatihan ToT Read Aloud 2025 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pegiat literasi, khususnya dalam pemanfaatan bahan bacaan bermutu yang bersumber dari Program 1.000 Buku Perpustakaan Nasional Tahun 2024/2025. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan fasilitator-fasilitator literasi yang berdaya, berdampak, dan berkelanjutan di tingkat komunitas, khususnya di Kalimantan Tengah.

Pembukaan kegiatan dilaksanakan pada Senin (29/12) dan dihadiri oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Adiah Chandra Sari , Kambang Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Kalimantan Tengah, Sekretaris Jenderal Forum TBM Pusat Heni Wardaturohmah, Plt. Kepala Bidang Pelayanan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispursip) Kalimantan Tengah Febrianto, serta para peserta dan pengelola Taman Baca Masyarakat se- Kalimantan Tengah.

Dalam.sambutannya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Adiah Chandra Sari, menegaskan bahwa literasi tidak sebatas kemampuan membaca teks, tetapi juga kemampuan memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Metode membaca nyaring atau read aloud ini sangat sederhana, tetapi dampaknya luar biasa, terutama bagi anak-anak. Melalui suara yang ekspresif, kita tidak hanya menyampaikan isi buku, tetapi juga membangun kedekatan emosional, memperkaya kosakata, serta merangsang imajinasi dan daya kritis sejak dini,” jelasnya saat membuka Kegiatan TOT Read Aloud

Menurutnya, tantangan literasi saat ini tidak hanya pada ketersediaan buku, tetapi bagaimana menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bacaan di tengah dominasi gawai dan media digital. Oleh karena itu, ia mendorong para pegiat literasi untuk berinovasi dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial sebagai sarana penyebaran praktik Read Aloud.

“Gerakan literasi ini jangan berjalan sendiri-sendiri dan tidak lagi senyap. Mari kita jadikan membaca sebagai budaya yang menyenangkan, baik melalui buku konvensional maupun platform digital, agar literasi Kalimantan Tengah terus meningkat,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Forum TBM Kalimantan Tengah, Yusie Marie, menyampaikan bahwa pelaksanaan ToT Read Aloud merupakan bagian dari program strategis Forum TBM Kalteng untuk memperkuat gerakan literasi berbasis komunitas.

“ToT Read Aloud ini kami rancang untuk membangun kapasitas pengelola TBM dan pegiat literasi agar mampu meningkatkan minat dan budaya baca di lingkungan masing-masing. Peserta tidak hanya belajar teknik membaca nyaring, tetapi juga dipersiapkan menjadi fasilitator dan narasumber Read Aloud di komunitasnya,” ujar Yusie.

Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi ruang pembaruan pengetahuan dan keterampilan, baik bagi pegiat literasi pemula maupun yang telah berpengalaman, sehingga gerakan literasi di Kalimantan Tengah dapat terus berkembang dan saling menguatkan.

Pelatihan ToT Read Aloud 2025 ini menghadirkan narasumber utama Roosie Setiawan, Pendiri Read Aloud/ReadingBugs Indonesia, yang membekali peserta dengan materi dan praktik teknik membaca nyaring secara komprehensif dan aplikatif.

ToT Read Aloud 2025 ini merupakan program.kegiatan penutup tahun yang bermakna dsn diharapkan peserta dapat menjadi penggerak literasi yang berdaya, berdampak, dan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.

Melalui kegiatan ini, Forum TBM Kalteng bersama Read Aloud Kalteng berharap gerakan membaca nyaring dapat diterapkan secara luas di TBM, sekolah, keluarga, dan komunitas, sehingga mampu memperkuat budaya literasi yang inklusif di Kalimantan Tengah (Bon).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!