JAKARTA, MENARA62.COM– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengakui peredaran narkoba dan trafficking sangat rawan di daerah perbatasan. Karena itu gubernur dan masyarakat diminta untuk memperhatikan betul masalah ini.
“Saya sudah diskusi panjang lebar dengan beberapa gubernur di wilayah perbatasan. Drug dan trafficking memang sangat intensif,” kata Mendiknud menanggapi kasus penyalahgunaan obat di Kota Kendari yang membawa korban 64 orang dimana sebagian besar adalah pelajar, Kamis (14/9/2017).
Menurutnya persoalan peredaran narkoba di daerah perbatasan memang belum tertangani dengan baik. Karena penyelundupan narkoba di wilayah tersebut melalui jalan tikus yang tidak terdeteksi oleh aparat keamanan.
“Aparat tentu sudah bekerja keras, tetapi bentangan jalan tikus amat panjang sehingga cukup merepotkan,” tambahnya.
Narkoba ini diakui Mendikbud jelas masuk dari negara tetangga yang berbatasan baik laut maupun daratan. Tetapi soal memperkuat pengawasan di wiayah perbatasan jelas bukan wewenang Kemendikbu.
“Gubernur Kalimantan Utara sudah kasih masukan,” tukas Mendikbud.
Penyalahgunaan obat terlarang yang melewati jalan tikus ini menyasar korban tidak hanya orang dewasa tetapi juga usia anak-anak. jadi anak-anak ikut terkena imbasnya.
Menurut Mendikbud selain wilayah Kalimantan, daerah rawan penyelundupan narkoba adalah sebagian Sulawesi dan Maluku Utara.