SOLO, MENARA62.COM -– Sebanyak 30 siswa kelas 3 sekolah pendidikan karakter berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah, mengikuti pembelajaran KTSP berintegrasi tematik di sekolah dengan tema Membuat Tas Dokumen Penting, Rabu (1/11/2017).
Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 adalah, pembelajaran berbasis proyek. Pasalnya, saat ini pembelajaran di sekolah masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2), belum sampai pada tahap aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
Hal ini berarti pembelajaran di sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan dan mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajari untuk membuat sintesis (generalisasi), dan belum mengajak siswa untuk mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah di pelajarinya. Sementara itu aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap masih diabaikan.
Teknik pembelajaran yang efektif di sekolah dasar di fokuskan pada penugasan proyek sehingga pembelajaran semakin efektif, inovatif, kreatif, menyenangkan, gembira dan berkualitas.
Dra Novi Saptina, salah satu guru kelas 3 mengatakan, kelebihan model pembelajaran proyek di antaranya adalah dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
“Setiap peserta didik yang mendapat tugas proyek tentunya akan termotivasi untuk menyelesaikan dengan baik, dan berkompetisi sehat antar teman, ketrampilan memecahkan masalah semakin baik, juga mengoptimalkan berbagai sumber belajar serta siswa lebih aktif belajar,” ungkapnya.
Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan sains, pembelajaran berbasis proyek sangat cocok apabila diterapkan pada materi menyusun membuat tas dokumen penting dan membuat corak di kain dengan teknik jumputan.
Ditambahkan Dyah Ayu Ratnaningsih SE SPd salah satu guru kelas 4C, guru dapat memilih
model pembelajaran ini untuk mengajarkan materi pembelajaran, dengan bahan kain primisima, pewarna, kerikil, alat kuas, dan karet. “Caranya, dengan membuat kerikil diikat karet, lalu kuas dicelupkan ke pewarna, disapukan ke kain, permainan warna kemudian dikeringkan,”jelasnya.