JAKARTA, MENARA62.COM– Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menekankan pentingnya gotong royong dalam mewujudkan masyarakat sadar pangan aman. Hal tersebut dikatakan Puan saat mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (GERMAS SAPA) di tugu Api, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Kamis (23/11/2017). Gerakan GERMAS SAPA diinisiasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Apa yang kita lakukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya promotif dan preventif yang dilakukan dari hulu hingga ke hilir atau sebaliknya. Dan itulah yang bisa kita lakukan bersama-sama,” kata Puan dalam siaran persnya.
Menurut Menko PMK, keberhasilan dari GERMAS SAPA, selain dilakukan oleh Kementerian dan Lembaga melalui kampanye yang telah dilaksanakan, juga memerlukan inisiatif dari masyarakat untuk mensukseskan gerakan ini.
Saat ini perkembangan produk industry panganolahan mengalami peningkatan yang pesat dan menjanjikan. Namun,perkembangan pasar produkolahan tersebut tidak diikuti dengan jaminan aspek keamanan pangan karena seringkali lebih mementingkan aspek keuntungan.
Karenanya, Menko PMK berpesan agar jajanan atau makanan yang dijual di pinggiran jalan juga mengutamakan aspek kesehatan.
“Bagaimana caranya supaya makanan tersebut tetap enak namun tetapsehat. Ini yang paling penting. Karena kalau kita melarang mereka berjualan artinya kita menghentikan penghasilan mereka. Tentu itu tidak menyelesaikan masalah”, lanjut Puan.
Menurutnya yang terpenting dari GERMAS SAPA adalah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Menko PMK dalam hal ini mendorong BPOM untuk selalu melakukan sosialisasi dan edukasi secara lebih luas dan intensif. Dalam waktu dekat pemerintah akan mensosialisasikan gerakan masyarakat ‘isi piringku’.
Kepada awak media Menko PMK menyampaikanbahwa ‘Gerakan Isi Piringku’ merupakan gerakan makan makanan yang sehat, seimbang, dan bergizi. Gerakan ini akan disosialisasikan melalui sekolah-sekolah dan masyarakat tentunya sesuai dengan kearifan lokal yang ada di daerahnya masing-masing.
“Misal kalau daerah yang makan ubi, ya silakan makan ubi, jika nasi ya makan nasi”, jelas Menko PMK.