JAKARTA, MENARA62.COM– Sebanyak 20 staf Kementerian Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) meraih beasiswa tailor-made training StuNed dari Pemerintah Kerajaan Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia. Mereka akan mengikuti pelatihan “Capacity Building on Cyberspace Security and Resilience” di negeri kincir angin dalam dua pekan lamanya.
Penyerahan beasiswa disampaikan secara simbolis oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl kepada Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi dan Aparatur (Kominfotur) Kemenko Polhukam, Warsono, di Jakarta belum lama ini. Turut hadir dalam acara ini, Penasehat Keamanan Regional Kedutaan Besar Belanda, Angele Samura, dan jajaran pejabat di lingkungan Kemeko Polhukam.
Warsono mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf Polhukam dalam pengelolaan keamanan dunia maya.
“Kejahatan dunia maya makin meningkat, mulai dari sektor perbankan sampai terorisme, yang dapat berdampak masif sampai ke tingkat nasional. Hal ini membutuhkan penanganan yang lebih kompleks, sehingga dianggap perlu untuk mendalami teknologi Belanda yang lebih maju,” ujarnya.
Kekhawatiran yang sama juga diungkapkan oleh Angele Samura. Ancaman dunia maya diakui meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir ini. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Belanda.
“Karena itu perlu kemitraan untuk penanganannya, antara lain dalam bentuk pelatihan seperti ini,” katanya.
Mulai 4 Desember 2017, para peserta akan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Crisisplan BV selama dua minggu di Leiden dan Den Haag.
“Tailor-made training ini merupakan salah satu modalitas StuNed untuk merancang pelatihan sesuai kebutuhan Polhukam. Pemilihan penyelenggara pelatihan dilakukan dengan sistem tender, yang dimenangkan oleh Crisisplan BV yang membentuk konsorsium dengan Cyber Security Academy di Belanda,” demikian dijelaskan oleh Peter van Tuijl mengenai latar belakang penyelenggaraan pelatihan.