DENPASAR, MENARA62.COM – Sebanyak 1.100 anggota personel TNI yang berada di Wilayah Bali, siaga membantu pengamanan dan upaya mengevakuasi para pengungsi Gunung Agung yang masih berada di zona rawan bencana.
“Anggota kami sudah sangat siap membantu pengungsi karena kami menurunkan personel dengan kekuatan penuh dan saya berharap tidak ada korban jiwa,” kata Danrem 163/Wira Satya, Kolonel Arh Gede Widiana saat ditemui di Pos Pemantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, seperti dikutip dari Antara, Jumat (01/12/2017).
Ia mengatatakan, secara keseluruhan di Wilayah Bali jumlah personel TNI mencapai 2.128 orang, namun yang disiagakan untuk membantu, memantau dan mengevakuasi pengungsi sebanyak 1.100 personel.
Dari 1.100 personel TNI ini tersebar di sejumlah Kabupaten, seperti di Karangasem sebanyak 285 personel yang berasal dari Batalion Sipur dan anggota organik yang ada di daerah itu.
Kemudian, 874 personel disiagakan di Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng, karena daerah ini juga terdampak banyaknya pengungsi Gunung Agung.
Terkait kesiapan tenda pengungsian yang sempat terjadi kekurangan di pengungsian yang ada di Kabupaten Buleleng dan Karangasem untuk saat ini sudah dipasang sesuai kebutuhan dan tidak ada kekurangan tenda.
“Memang kemarin ada laporan dari petugas kami bahwa ada kekuangan tenda, namun sudah kami komunikasikan dengan pemerintah daerah dan BNPB agar memasang tenda ini, mungkin ini sudah dipasang sekarang,” ujarnya.
Widiana mengatakan, pihaknya menerima arahan dari Panglima TNI bahwa personel TNI agar tetap bersiaga 24 jam, tetap komitmen menjalankan amanat untuk pengamanan kawasan rawan bencana sesuai prosedur yang telah tetap.
“Imbauan bapak panglima kepada kami bahwa apabila ada daerah yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana agar mengimbau warga yang masih bertahan untuk mengungsi yang dibantu mobil milik anggota,” ujarnya.
Pihaknya juga mendapat mandat dari Panglima TNI apabila kekurangan personel agar menyampaikan untuk pengerahan anggota dari Wilayah Kodam IX/Udayana seperti di Lombok dan Kupang.
“Kami akan mengikuti prosedur tetap dalam penanggulangan bencana apabila terjadi erupsi yang lebih besar, misalkan untuk zona rawan bencana yang telah ditetapkan radius delapan kilometer dengan perluasan sektoral sepuluh kilometer untuk diseterilkan, tanda bencana dan jalur evakuasinya bagaimana dan petugas dititik tertentu sudah disiagakan,” ujarnya.
Untuk ditempat pengungsian juga kami telah siagakan dan anggota yang bekerjasama dengan seluruh stakeholder terkait untuk bekerja pengamanan pengungsi.