Indonesia Milik Kita
Oleh: Stevanus Sulu
Sudah jadi pengetahuan umum, bahwa di Indonesia menempati posisi peringkat ke 4 dengan penduduk terpadat atau terbanyak di dunia. Dan pada tahun 2018 Indonesia memiliki 262 juta penduduk yang menempati berbagai pulau-pulau di Indonesia yang tepatnya terdiri dari 17 ribu lebih pulau dan penduduk terbanyak terdapat di pulau Jawa. Bukan hal yang aneh jika penduduk di Indonesia mempunyai budaya, bahasa, suku, yang berbeda-beda termasuk kepercayaan bisa hidup tentram dan damai saling berdampingan dengan adanya banyak perbedaan.
Indoensia adalah negara kepulauan yang mempunyai banyak bahasa, budaya, suku, kepercayaan dan semua itu di satukan oleh Pancasila sebagai pendoman bagi warga negara Indonesia dengan semboyannya adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai arti meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu.
Dalam sila ke-5 di dalam Pancasila, bahwa kita harus selalu hidup rukun bersama di negara Indonesia ini. Dan dengan memberikan peraturan-peraturan atau hukum serta undang-undang untuk mengatur warga negara agar tetap hidup rukun berdampingan. Sehingga hukum yang ada pada negara Indonesia akan menajmin dan memberikan kebebasan kepada rakyat Indonesia, sehingga hukum tersebut akan mengikat untuk rakyat Indonesia agar semua rakyat dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dengan begitu terciptalah toleransi yang tinggi terhadap saudara-saudara satu bangsa.
Kita sebagai rakyat Indonesia sangat menyadari bahwa tindakan atau ucapan yang akan melukai hati, sengaja atau tidak sengaja akan mendapatkan dampak buruk untuk memcah belah persatuan rakyat Indonesia. Tetapi itu bukanlah hal yang menjadi kekurangan bangsa kita, melainkan itu adalah hal yang luar biasa karena bagi kita sebagai rakyat Indonesia perbedaan itu bukanlah suatu hal yang kita tolak, tetapi itu adalah sesuatu hal yang kita terima. Karena tanpa seluruh rakyat Indonesia bersatu mungkin kita tidak bisa merasakan kemenangan kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia tercipta dengan adanya kesatuan atau persatuan dari saudara-saudara satu bangsa untuk melawan penjajahan yang membuat kita semua sengsara.
Terlebih lagi kepercayaan atau agama di Indonesia sangatlah banyak, atara lain Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dan semua agama pasti mengajarkan kedamaian, kerukunan, dan kebaikan. Bahkan ada peraturan atau hukum salah satunya dimana kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis mempunyai landasan hukum untuk ketatanegaraan sebagai mana tercantum pada UUD 1945 pasal 29 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Negara indonesia mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, anti agama.
Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya diwujudkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan beragama.” Dengan begitu walaupun berbeda keyakinan,kita di Indonesia diajarkan untuk saling menghargai karena kita berhutang kemerdekaan yang sekarang ini kita bisa nikmati. Dimana para pejuang-pejuang tanpa memandang ras tau agama bersatu untuk mendapatkan kemerdekaan. Maka itulah syarat yang wajib jika kita tinggal di sini. Mungkin menerima adalah suatu tindakan yang sulit dilakukan apalagi menerima orang yang berbeda dari kita. Lalu, apakah Tuhan menciptakan manusia itu sama atau apakah kita bisa menentukan golongan ketika kita lahir, berarti apakah Tuhan menciptakan sesuatu yang tidak berguna?
Apakah di dunia ini hanya boleh diisikan para golongan tertentu atau seekor sapi haruslah berperilaku seperti harimau? Kita diciptakan dengan mempunyai otak yang kita memiliki kecerdasan dan bisa berpikir, yang itu memunculkan perbedaaan. Maka ketika ada seseorang berbeda, kita boleh menolak atau kita boleh untuk tidak menerima tetapi hargailah, hormatilah karena Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang tidak berguna. Karena itulah pahlawan-pahlawan yang telah gugur bisa bersatu dari suku, ras, agama untuk membela tanah air kita. Dan mungkin nama Indonesia mungkin hanya khayalan. Jika dahulu mereka tidak bersatu untuk merebut kemerdekaan.
Pada era modern seperti sekarang ini, dan dengan internet kita mudah untuk mendapat suatu informasi-informasi dari berbagai hal termasuk informasi yang tidak benar atau hoax. Sudah banyak orang yang tersesat karena adanya informasi yang sesat atau tidak benar, hal tersebut akan membuat banyak keributan yang tidak di inginkan dan hasilnya kedamaian yang diinginkan para pejuang terdahulu telah rusak karena adanya pihak yang tidak bisa bertanggung jawab atau memang ingin menghancurkan kedamaian Indonesia.
Mungkin mereka tidak merasakan kesengsaraan pada zaman penjajahan terdahulu, saat pilihan cuma ada dua yaitu, mati atau merdeka. Dan kita haruslah menghindari dan melawan jika ada radikalisme suatu golongan. Apa kalian ingin merusak bangsa yang telah di kemerdekaan dari tumpah darah ribuan hingga ratusan ribu orang yang memperjuangkannya. Radikalisme ada dan tumbuh karena adanya faktor-faktor. Faktor pertama yaitu politik yang memanfaatkan golongan tertentu supaya mendorong emosi mereka untuk kepentingan pribadi atau kelompo.
Faktor kedua gampang terpengaruh, biasa ini terjadi karena kurangnya pendidikan atau kurangnya ilmu sehingga ketika ada informasi yang simpang siur atau belum tentu kebenarannya mereka langsung tersumut emosi sebelum mengetahui kebenaran dari informasi itu. Ketiga karena faktor kultural atau globalisasi yang tidak bisa dibatasi, dengan adanya masuknya kebiasaan atau budaya lain yang tidak sesuai dengan biasanya dalam golongan tertentu, maka ini lah yang membuat suatu perbedaan yang melanggar dari kebiasaan atau peraturan dari golongan tertentu.
Kita bisa menjaga kedamaian bangsa kita jika kita mempunyai bentengan, yaitu Pancasila dan tingkatkan iman kepercayaan kita sehingga kita bisa terhindar dari sesuatu yang akan berdampak buruk kedepannya sehingga memecah belah bangsa kita ini. Tokoh masyarakat atau tokoh agama juga sangat dibutuhkan sehingga bisa menjaga golongan kelompok tertentu terjerumuh radikalisme. Kita juga harus cermat dan bijaksana juga untuk menyaring informasi – infromasi dari berbagai sumber tentang kebenarannya sehingga kita tidak akan tersesat dan terjerumus.
Mungkin memang banyak kelompok atau golongan di tanah air ini yang berbeda dan tidak sesuai norma – norma yang ada di sekitar kita, maka jalan keluarnya adalah tunjukan bahwa tindakan kita tidak membuat orang lain merasa terganggu dengan berpegang teguh atas keyakinan atau kepercayaan kita. Sehinga sudut pandang orang lain melihat kita merasa takjub. Karena di dunia ini kebaikanlah yang membuat hati manusia luluh bukan kekerasan yang memaksa sehingga membuat hati manusia menjadi dendam. Karena Tuhan menciptakan kita untuk berbeda dengan saling memahami.*** (Penulis adalah Mahasiswa Nusa Cendana Kupang)