LAMPUNG, MENARA62.COM – Sekretaris Umum Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Azzrul Tanjung, meminta Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) yang merupakan lembaga keuangan mikro di Muhammadiyah untuk konsen dalam mengembangkan sektor riil. Hal ini dikarenakan besarnya potensi – potensi bisnis Muhammadiyah di sektor riil.
Jika BTM bisa fokus disektor tersebut diyakini, BTM akan menjadi pioner dalam mengembangkan ekonomi syariah di tanah air. Peryataan Azzrul Tanjung itu disampaikan saat acara rapat anggota tahunan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BTM BiMU Lampung, Kamis (29/3).
Lebih jauh, Azzrul Tanjung mengatakan, sejauh ini peran dari BTM masih dalam simpan dan pinjam disektor keuangan saja dan belum terlalu banyak ke sektor – sektor riil. Untuk mendorong ke sektor riil tersebut ia menyarankan agar financial engineering dalam skema pembiayaan mikro BTM diwujudkan apalagi dalam fiqh muamalat banyak untuk menjadikan rujukkan dasarnya.
“Saya yakin itu bisa dibuat dan sektor – sektor riil bisa dibiayai dalam skema keuangan mikro,”tegasnya.
Diakui oleh Azzrul, bahwa salah satu pemicu inflasi yang terjadi saat ini dikarenakan minimnya pergerakan uang di sektor riil selama ini. Ini terjadi karena lembaga keuangan enggan masuk dalam sektor riil karena dianggap risiko tinggi. Tapi, bagi BTM tidak demikian, BTM harus berani masuk kedalam sektor riil karena BTM bukan hanya sekedar menyalurkan uang saja tapi juga terlibat dalam memberikan pendampingan. Ini yang minim dilakukan oleh lembaga keuangan lainnya.
Sementara Ketua KSPPS BiMU Jamhari Hadipurwanto, menyambut baik apa yang menjadi saran dari Sekum MEK – PPM dan BTM BiMU kini sedang berbenah untuk fokus dalam bisnis disektor riil. Diantaranya adalah dengan mendirikan PT BUMR untuk membangun bisnis jual beli alat – alat pertanian, klinik BiMU Medika yang merupakan unit bisnis disektor kesehatan, usaha properti dan usaha nelayan berupa ekspor rajungan ke Amerika.
“Itulah beberapa sektor riil yang selama ini dikembangkan oleh BTM BiMU,” ucapnya.
Kemudian terkait dengan RAT KSPPS BTM BiMU tutup buku tahun 2017, Jam hari menyampaikan, terjadi peningkatan jumlah anggota dan calon anggota dari 388 anggota di tahun 2016 menjadi 8.537 anggota untuk tahun 2017. Sementara perkembangan pembiayaan tahun 2016 sejumlah Rp 12 milyar sedangkan untuk tahun 2017 menjadi Rp 48,4 milyar sehingga terjadi kenaikkan 300 %. Terkait dengan asset terjadi kenaikkan dari Rp 29,5 milyar di tahun 2016 menjadi Rp 45,6 milyar dengan demikian tumbuh 54 %.
Dengan laporan kinerja RAT tersebut, Jamhari berharap agar BTM BiMU bisa terus berkembang dengan pesat apalagi di tengah makro ekonomi bangsa yang terjadi saat ini kurang begitu bagus. Untuk itu konsolidasi dan kesolidan sumber daya insani akan terus ditingkatkan. (Agus Y)