24.5 C
Jakarta

Dokter Penemu Metode ‘Cuci Otak’ Stroke Dipecat IDI

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Dinilai melanggar kode etik kedokteran, Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayjen TNI Dr Terawan Agus Putranto dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Keputusan tersebut diambil oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui sidang Majlis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

“Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran,” kata  Prio Sidipratomo, Ketua MKEK IDI dalam surat PB IDI yang ditujukan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Seluruh Indonesia (PDSRI) tertanggal 23 Maret 2018.

Diakui  Prio, bobot pelanggaran dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct, pelanggaran etik serius.

Tak hanya memecat dari keanggotaan IDI, dalam surat tersebut, IDI juga  mencabut izin praktek Dokter Terawan, ditambah himbauan kepada pengurus IDI daerah maupun PDSRI untuk menaati putusan MKEK tersebut.

Terawan sendiri merupakan dokter militer yang pernah menerima penghargaan Bintang Mahaputera Naraya. Pemecatan bermula dari metode  ‘cuci otak’ yang diterapkan dokter Terawan bagi penderita stroke.

Dari informasi yang didapat, IDI menilai Dokter Terawan  tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran. Masalahnya menjadi berlarut-larut lantaran Kepala RSPAD dan anggota tim dokter Presiden itu enggan menanggapi undangan pemeriksaan terhadap praktik ‘cuci otak’ itu kepada IDI.

Dalam keterangannya, Dokter Terawan menjelaskan, metode ‘cuci otak’ itu secara ringkas sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke. Langkah itu dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak atau tidak.

Sebab penyumbatan dapat mengakibatkan aliran darah ke otak  terhambat sehingga  saraf tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Hal ini  inilah yang membuat pasien mengalami stroke. Setelah itu sumbatan itu lewat metode DSA kemudian dibersihkan sehingga pembuluh darah kembali bersih dan aliran darah pun normal kembali.

Seperti apa cara  membersihkan sumbatan? Ada pelbagai cara. Mulai dari pemasangan balon di jaringan otak (transcranial LED), yang kemudian dibantu terapi yang hasilnya ternyata  cukup bagus.

Selain itu, ada juga cara lain memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi pengaruh pada pembuluh darah.Cairan itu juga menimbulkan efek anti pembekuan darah di pembuluh.

Jadi menurut Terawan ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi “cuci otak” ini.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!