SEMARANG, MENARA62.COM– Sebanyak 34 Komunitas Peduli Sungai (KPS) dari berbagai daerah berkumpul dan berbagi pengalaman dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian sungai, Jumat (6/4). Kegiatan yang berlangsung di Universitas Diponegoro tersebut menjadi rangkaian dari acara focus group discussion (FGD) dalam rangka memperingati Hari Air Dunia (HAD) ke-26 tahun 2018.
Diskusi yang dihadiri Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Imam Santoso tersebut juga melibatkan kelompok peduli sampah yang tampil menyampaikan pengalamannya mengelola Tempat Pengolahan Sampah dengan cara reduce, reuse dan recycle atau TPS-3R. FGD bertujuan berbagi pengetahuan dan pengalaman dari kalangan pemerintah, akademisi, budayawan, dan kelompok masyarakat.
HAD tahun 2018 mengusung tema “Nature for Water” yang kemudian diadaptasi menjadi “Lestarikan Alam Untuk Air” untuk Indonesia. Seperti imbauan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bahwa perringatan HAD sebaiknya tidak hanya seremoni semata. Dibutuhkan kepedulian semua pihak untuk ikut melestarikan alam sebagai solusi mengatasi berbagai masalah terkait air.
Menurut Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso peran masyarakat menjaga kelestarian tampungan air seperti sungai, danau, embung dan waduk menjadi kunci keberhasilan mengatasi masalah air di Indonesia.
“Peringatan HAD menjadi momentum bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia untuk bekerjasama memelihara alam untuk keberlanjutan sumber daya air,” jelas Imam Santoso dalam siaran persnya.
Kegiatan yang dilakukan Komunitas Peduli Sungai beragam, seperti kegiatan susur sungai untuk mengetahui kondisi sungai, aksi bersih sungai rutin, penghijauan sempadan sungai dan edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah dan kotoran ke sungai.
Kementerian PUPR memberikan pembinaan kepada komunitas tersebut dengan menyelenggarakan Sekolah Sungai dan Penataan Lingkungan bekerjasama dengan perguruan tinggi yang diikuti anggota komunitas.
Selain itu juga dilakukan pemilihan Komunitas Peduli Sungai Terbaik Nasional setiap tahunnya sebagai apresiasi dan memotivasi masyarakat dalam menjaga sungai dan lingkungannya.
“Masyarakat harus mengetahui sumber daya air kita terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu kita bersama harus menjaga sumber-sumber air yang ada demi anak cucu kita. Hari ini kita berdiskusi dan berbagai pengalaman menjaga kelestarian sungai dari berbagai daerah. Sabtu (7/3) merupakan puncak peringatan HAD 2018 yang dipusatkan di Danau Rawa Pening. Danau ini termasuk danau kritis yang tengah dilakukan revitalisasi oleh Kementerian PUPR,” kata Imam.
Dari 15 danau kritis di Indonesia, 7 danau menjadi prioritas untuk ditangani yakni Danau Tempe di Sulsel, Danau Limboto di Gorontalo, Danau Batur di Bali, Danau Tondano di Manado, Danau Toba di Sumut, Danau Sentani di Papua dan Danau Rawa Pening di Jawa Tengah dimana progresnya sudah 40-50 persen.
Selain komunitas, FGD juga menghadirkan narasumber M.R. Karliansyah Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kemen LHK, Prof. Sudharto P. Hadi dan Prof. Wiandu Nuryanti dari Undip dan Slamet Rahardjo, Budayawan.