JAKARTA, MENARA62.COM — Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (27/4/2018) pagi, mengunjungi sejumlah lokasi pertandingan Asian Games 2018. Kunjungan ini, untuk memeriksa kesiapan tempat kompetisi olah raga tingkat Asia tersebut.
Wapres Kalla, selaku Ketua Dewan Pengarah INASGOC, beserta rombongan bertolak dari kediaman dinas di Menteng, Jakarta Pusat, pukul 7:30 WIB untuk mengunjungi Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi.
Selanjutnya, Wapres Jusuf Kalla dijadwalkan meninjau Velodrome Rawamangun. Di tempat ini, akan dipakai untuk pertandingan cabang olahraga balap sepeda.
Terakhir, Wapres Kalla akan memeriksa kesiapan lokasi pertandingan untuk cabang olahraga jet ski dan layar di kawasan Ancol, Jakarta Pusat.
Asian Games
Asian Games, sebetulnya dapat disebut juga Asiad (dari Asia dan Olimpiade). Ini merupakan ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun, dengan atlet-atlet dari seluruh Asia.
Selama ini, ajang ini didominasi oleh atlet-atlet dari Republik Rakyat Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.
Asian Games pada awalnya merupakan ajang olahraga di Asia kecil. Far Eastern Championship Games, yang diadakan untuk menunjukkan kesatuan dan kerja sama antar tiga negara, yaitu Kerajaan Jepang, Kepulauan Filipina, dan Republik Tiongkok. Far Eastern Championship Games pertama diadakan di Manila pada tahun 1913. Negara Asia lainnya, kemudian berpartisipasi setelah penyelenggaraan itu. Far Eastern Championship Games dihentikan pada tahun 1938, ketika Jepang menyerbu Tiongkok dan aneksasi terhadap Filipina. Peristiwa inilah yang menjadi pemicu perluasan Perang Dunia II ke wilayah Pasifik.
Setelah Perang Dunia II, sejumlah negara di Asia mendapatkan kemerdekaan. Negara-negara baru tersebut meninginkan sebuah kompetisi yang baru, di mana kekuasaan Asia tidak ditunjukkan dengan kekerasan, dan kekuatan Asian diperkuat oleh saling pengertian.
Pada Agustus 1948, pada saat Olimpiade di London, perwakilan India, Guru Dutt Sondhi mengusulkan kepada pemimpin kontingen dari negara-negara Asia untuk mengadakan Asian Games. Seluruh perwakilan tersebut menyetujui pembentukan Federasi Atletik Asia.
Panitia persiapan dibentuk untuk membuat rancangan piagam untuk federasi atletik amatir Asia. Pada Februari 1949, federasi atletik Asia terbentuk dan menggunakan nama Federasi Asian Games (Asian Games Federation). Dan menyepakati untuk mengadakan Asian Games pertama pada 1951 di New Delhi, ibu kota India. Mereka sepakat bahwa Asian Games akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali.
Pada 1962, Federasi mengalami perselisihan atas diikutsertakannya Taiwan dan Israel. Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games, menentang keikutsertaan Taiwan dan Israel. Pada tahun 1970, Korea Selatan membatalkan rencananya untuk menjadi tuan rumah Asian Games. Pembatalan tersebut sebagai akibat ancaman keamanan dari Korea Utara, dan penyelenggaraan Asian Games dipindahkan ke Bangkok dengan pendanaan dari Korea Selatan.
Pada tahun 1973, Federasi mengalami perselisihan kembali setelah Amerika Serikat dan negara-negara lainnya mengakui keberadaan Republik Rakyat Tiongkok dan negara-negara Arab menentang keterlibatan Israel. Pada tahun 1977, Pakistan membatalkan rencananya sebagai tuan rumah Asian Games karena konflik yang terjadi antara Bangladesh dan Pakistan. Thailand menawarkan bantuan, dan Asian Games diadakan di Bangkok.
Setelah beberapa penyelenggaraan Asian Games, Komite Olimpiade negara-negara Asia memutuskan untuk merevisi konstitusi Federasi Asian Games. Sebuah asosiasi baru, yang bernama Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA) dibentuk. India sudah ditetapkan sebagai tuan rumah pada tahun 1982 dan OCA memutuskan untuk tidak mengubah jadwal yang sudah ada. OCA resmi mengawasi penyelenggaraan Asian Games mulai dari tahun 1986 pada Asian Games di Korea Selatan.
Pada tahun 1994, berbeda dengan negara-negara lainnya, OCA mengakui negara-negara pecahan Uni Soviet, Kazakhstan, Kirgistan, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Tajikistan.
Asian Games Musim Panas, adalah ajang olahraga yang diadakan empat tahun sekali yang diikuti oleh seluruh negara Asia yang terdaftar dalam Dewan Olimpiade Asia (OCA).