JAKARTA, MENARA62.COM — Kelompok Kerja Industri Kreatif Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), menggelar rembuk Kuliner Nusantara, di Jakarta, Kamis (26/4/2018). Rembuk yang diselenggarakan dalam bentuk focus grop discussion (FGD) ini, dihadiri oleh pelaku usaha, dan pemerintahan atau lembaga terkait.
Asosiasi Perusahaan Jasa Boga (APJI), sebagai organisasi pelaku usaha turut hadir dalam FGD tersebut. APJI memberikan masukan untuk Pokja Industri Kretaif dalam menemukan policy memo dan roadmap industri kreatif, seputar permasalahan industri kuliner tahun 2018-2019.
“Era pemerintah saat ini sudah mulai fokus, termasuk masalah kuliner. Posisi kita yang langsung sebagai pengusaha kuliner, melihat susah sekali pemerintah mengangkat kuliner nusantara. Kita mesti lebih serius lagi membuat roadmapping seperti apa sistemnya untuk nasional, dan juga bagaimana untuk di luar negeri,” ujar Rahayu Setiowati ketua Umum APJI.
Menurut Rahayu, kuliner bangsa ini harus go internasional. Ketika pemerintah mengirim tim pameran keluar negeri, seharusnya tidak sekedar pameran dan buang uang. “Kita harus punya bukti bahwa kuliner kita bisa landing di luar negeri dan dunia usaha mempunyai power di luar negeri,” ujarnya.
Wakil Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Dra Euis Saedah MSc pada kesempatan ini menanyakan pula peran APJI dalam industri kuliner.
Rahayu menjelaskan mengenai APJI dengan anggota DPD nya yang tersebar di 25 Provinsi di seluruh Indonesia dengan anggota sekitar 10 ribu yang sudah terdaftar. “Kita juga mempunyai binaan yang sudah hampir ribuan dengan pemberian KUR bekerja sama dengan bank Artha Graha. Kita ajarkan mereka sistem administrasi pembukuan yang baik. Hal penting lain yang sangat mereka butuhkan adalah pemasaran,” ujarnya.
Menurut Rahayu, APJI kini juga sudah membina agro beras dan jagung. Petani binaan ini diberi bibit dan pupuk. Selain itu, mereka bekerja dibayar sesuai daerahnya. “Hasilnya kita ambil dan keuntungan di bagi 70 dan 30, jadi petani lebih baik. Kita ambil hasilnya sebagai sehingga mereka tidak lagi mencari pasar,” ujarnya.
Rahayu menjelaskan, keuntungan menjadi anggota APJI salah satunya bisa mendapatkan pelatihan gratis mengenai hieginie dan sanitasi gratis. Jadi, APJI turut membantu para UMKM memperoleh sertifikasi.
Menurut Rahayu, saat ini isu halal food perlu dikelola dengan baik. Sayangnya, keberadaan halal food ini belum dikelola dengan baik. APJI berharap, pemerintah dapat memberi kemudahan dan Indonesia mempunyai regulasi satu pintu dalam industri kuliner ini.