JAKARTA – Kacamata atau lensa kontak menjadi kebutuhan vital bagi orang dengan mata minus atau silinders. Tetapi sayangnya, kacamata sering membuat orang menjadi tak nyaman, bahkan mengganggu estetika.
Tak ingin bergantung terus menerus dengan kaca mata dan lensa kontak, motivator sekaligus miliader muda senilai 1 miliar dolar, Merry Riana memutuskan untuk menjalani tindakan LASIK. Keputusan LASIK tersebut dilakukan setelah hampir 10 tahun didera keraguan dan rasa bimbang.
“Saya sudah lama ingin operasi LASIK. Tetapi untuk memutuskannya ternyata tidak mudah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk meyakinkan bahwa LASIK adalah tindakan aman tanpa risiko untuk mata saya,” kata Merry.
Ia sempat mencari ‘dukungan’ dan semacam opini terkait LASIK termasuk rumah sakit yang akan menangani. Melalui berbagai informasi dan masukan dari teman dan keluarga, akhirnya Merry memutuskan melakukan tindakan LASIK di Klinik Mata Nusantara (KMN EyeCare) di jalan RA Kartini, Jakarta Selatan.
Ditangani dokter spesialis mata yang berpengalaman, Dr Maya E. Soewondo, SpM, Merry menjalani operasi LASIK untuk dua bola matanya pada 7 September 2018 lalu. Sejak kelas 4 SD, Merry sudah mengenakan kacamata minus dan terakhir minusnya sudah mencapai 3,5 dan silinder 2 untuk mata kiri dan minus 3,25 silinder 2 untuk mata kanan.
“Sempat degdegan, takut gagal, takut gimana-gimana. Karena harus diakui bahwa mata adalah pancaindra kita paling penting,” tambahnya.
Pemeriksaan pra LASIK yang dilakukan tim dokter memakan waktu sekitar 4 jam dengan 7 hingga 10 jenis pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan minus, silinder, tes tekanan mata, tes air mata dan lainnya.
Tetapi pemeriksaan yang berlapis-lapis tersebut justeru menambah yakin Merry. Itu artinya, dokter yang menangani memerlukan pemeriksaan yang sangat cermat untuk memutuskan bisa tidaknya LASIK dilakukan.
Merry tidak membutuhkan waktu lama untuk memulihkan penglihatannya pasca operasi LASIK. Saat itu juga, ketika keluar dari ruangan operasi, Merry sudah bisa melihat kembali dengan matanya yang tidak lagi menggunakan bantuan kacamata atau lensa kontak.
“Pertama yang saya lihat adalah angka di jam dinding. Saya bisa melihat tanpa bantuan kacamata,” jelas Merry.
LASIK (Laser Assisted in Situ Keratomileusis) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan ketergantungan seseorang pada kacamata atau lensa kontak, dengan mengubah kelengkungan kornea menggunakan laser. Tindakan ini dikatakan Dr Maya E Soewanda SpM sangat aman dan tidak ada efek apapun setelah operasi. Seluruh proses operasi menggunakan laser, sehingga tingkat keberhasilannya mencapai 100 persen.
“Operasinya cuma sebentar, tidak sampai 30 menit. Hanya persiapannya yang memang cukup lama,” jelas Dr Maya.
Proses LASIK sendiri memerlukan tiga tindakan utama. Yakni pemetaan mata, pembuatan flap dan personalized visioan correction (koreksi penglihatan secara individu). Seluruh pertama ini dilakukan untuk menganalisa dan menentukan karakteristik tajam penglihatan pasien.
“Seperti kita ketahui mata tidak ubahnya sidik jari atau DNA. Kami memerlukan analisa yang sangat akurat dan detail. Pada proses ini, KMN menggunakan teknologi terbaru dan tercanggih yang akan menghasilkan pemetaan 3 dimensi,” sambung Dr Maya.
Langkah kedua adalah adalah pembuatan flap. Pembuatan flap menggunakan teknologi iFS™ Advanced Femtosecond Laser. Pada tahap ini 100% flap dibuat dengan menggunakan laser (blade free), yang akan menghasilkan flap yang benar-benar personal sesuai mata pasien.
Keunggulan teknologi ini adalah waktu yang lebih cepat, hanya 10 detik, dibandingkan teknologi femtosecond laser lainnya yang memerlukan waktu 30-40 detik. Selain itu flap lebih licin dan halus, flap memiliki ketebalan yang benarbenar sesuai dengan yang diinginkan dan rata pada semua bidang flap yang dibuat.
Manfaat lain dari teknologi ini ini, seluruh proses di dikontrol 100% oleh komputer, maka menghasilkan flap dengan presisi yang sangat tinggi dengan tingkat keakuratan yang sangat luar biasa.
Selain itu flap dapat dibuat lebih tipis, sehingga pasien yang tadinya tidak bisa di-LASIK karena korneanya tipis, sekarang memiliki kesempatan untuk menjalani tindakan ini. Flap yang tipis mempunyai daya rekat lebih baik, sehingga proses penyembuhan jauh lebih cepat, lebih stabil karena flap memiliki bentuk “potongan” yang khusus. Risiko komplikasi juga lebih rendah dibandingkan dengan memakai pisau elektrik (Mikrokeratom). Ini juga mengurangi risiko terjadinya HOA (High Order Aberrations). Bahkan risiko mata kering juga jauh lebih berkurang.
“Langkah selanjutnya adalah Personalized Vision Correction, yaitu proses Laser yang dilakukan oleh dokter mata untuk mengoreksi ketidaksempurnaan tajam penglihatan dengan mengubah bentuk kelengkungan kornea mata pasien,” tukas Dr. Maya E. Soewandono, SpM.
Berbagai pemeriksaan pra LASIK tersebut untuk menentukan apakah seseorang termasuk kandidat LASIK atau bukan.
Dr. Rudy C. Susilo, CEO KMN EyeCare, menambahkan bahwa KMN EyeCare telah mengerjakan LASIK pada lebih dari 19.000 mata dengan hasil yang sangat memuaskan. Beberapa pasien diantaranya adalah selebriti dan tokoh masyarakat.
“Dan berdasarkan evaluasi, tindakan LASIK tidak mengganggu kegiatan mereka. Bahkan mereka bisa melakukan aktivitas lebih baik karena tidak lagi terganggu dengan kacamata,” kata Dr. Rudy.
KMN EyeCare selalu melakukan “benchmarking” dengan standar internasional untuk memberikan hasil LASIK (medical outcome) yang terbaik untuk para pasiennya. Klinik ini juga terus melakukan update terhadap teknologi LASIK tercanggih yang ada
Diakui hasil LASIK yang sangat baik di KMN EyeCare ini tidak terlepas dari kemampuan para dokter KMN EyeCare yang handal. Para dokter KMN EyeCare sudah mendapatkan pelatihan khusus dan sertifikasi untuk mengerjakan LASIK sebelum mereka mengerjakan LASIK pada pasien.
Di samping itu teknologi LASIK yang digunakan di KMN EyeCare juga menggunakan teknologi yang canggih untuk memastikan agar tindakan LASIK yang dikerjakan benar-benar aman dan memberikan hasil yang terbaik. LASIK yang dikerjakan di KMN EyeCare adalah LASIK tanpa “pisau” atau yang lebih dikenal dengan “Bladeless LASIK” sehingga semua tindakan invasive “dikerjakan” dengan Laser. Hal ini tentu akan memberikan akurasi dan hasil yang lebih baik.