JAKARTA, MENARA62.COM—Petaka rumah tangga bisa saja bermula dari lingkungan pertemanan anak-anak kita yang tidak diseleksi oleh orangtua. Oleh sebab itu, jagalah pertemanan anak-anak kita agar bergaul di lingkungan anak-anak atau orang-orang yang sholeh.
“Kita harus tahu tempat nongkrong anak-anak kita di mana. Kita harus menjaga dan memperhatikan pergaulan anak-anak kita,” kata Ust. Bendri Jaisyurrahman dalam Kajian Dhuha bertema, Ayah Bunda Bawa Aku ke Surga Bersamamu di Masjid Baitul Izzah, Kota Depok, Jawa Barat, hari ini, Ahad (19/2). Ust. Bendri menambahkan, inilah bentuk keharusan-keharusan, kewajiban sebagai orangtua kepada anak-anaknya.
Langkah selanjutnya adalah menjaga makanan. Jangan salah makan. Perhatikan konsumsi makanan kita sehari-hari. Istri harus mengetahui sumber penghasilan suaminya berasal dari penghasilan yang halal atau haram. Suami harus memberi makanan istri dan anak-anaknya dari sumber penghasilan yang halal. “Hindari memakan makanan yang haram, karena aliran darah kita dapat dikuasai setan,” kata Ust. Bendri, pakar parenting yang aktif berceramah via twitter di @ajobendri ini.
Menurut Ust. Bendri, keluarga harus memiliki visi. Berkumpul di surga adalah visi prioritas, sebagaimana petunjuk dalam Al Quran, “Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (di surga) – At Thuur: 21, Dalam konteks ini, setiap muslim harus menjaga iman sampai akhir hayat dan menjadikan akherat sebagai tujuan.
Ketika akherat menjadi tujuan, maka kita akan berlomba-lomba membangun istana yang indah di Surga.
“Dunia sudah bukan lagi menjadi ukuran. Tujuan kita akherat, dunia otomatis dilalui dan didapatkan,” tegas Ust. Bendri yang juga aktif dalam gerakan Ayah Mengasuh di @sahabatAYAH.
Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia (Al Qoshosh : 77). Kehidupan akherat adalah lebih baik dan lebih kekal (Al A’la : 17).
Pasangan suami-istri yang memiliki visi akherat, akan membekali anak-anaknya dengan misi mencapai visi tersebut. Dimulai dari menciptakan pola dan menyeleksi lingkungan yang kondusif, yang akan membentuk kemandirian pada anak-anak kita.
Dari hal-hal yang sederhana, seperti anak-anak kita sudah terbiasa bangun untuk Sholat Subuh tanpa perlu dibangunkan atau disuruh-suruh lagi untuk menunaikannya. Anak-anak kita juga terbiasa menunaikan sholat wajib lainnya, pertanda anak-anak menjadi mandiri, dan sholeh.
Selain itu, jangan lupa untuk senantiasa menyampaikan ajakan kepada anak-anak kita, setiap hari, di setiap ada kesempatan untuk mengingatkan, “Masuk surga bareng yuk !,” pungkas Ust. Bendri.