Saat ditemui setelah pembukaan Rembug Forum Guru Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surarakarta, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Hari Pahlawan jangan dijadikan seremonial yang dangkal.
“Yang sebatas orang membicarakan tentang perjuangan para pendiri bangsa dan kiprah mereka, baik elit maupun warga, harus buktikan mereka bisa meneladani spirit pemikiran dan kiprah para pahlawan bangsa yang mereka berkhitmat berkorban sepenuh hati untuk bangsa dan negara, bahkan meletakkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi apalagi golongan,” ujarnya.
Menurut Haedar, sekarang ini jujur ada erosi nilai kepahlawanan itu. Ia melihat, ketika orang atau elit cenderung mementingkan dirinya mementingkan golongannya, lalu tidak mau berkorban. Padahal, ujar Haedar, disaat saat kritis sangat memerlukan penghitmatan dirinya.
“Intinya, bahwa kalau betul betul meniru pahlawan, ya harus berani mengorbankan kepentingan dirinya dan golongannya untuk kemajuan dan kepentingan negara, dan jangan terlalu banyak slogan cinta Indonesia, cinta NKRI, cinta negri, tetapi tidak bisa membuktikan berbuat yang terbaik dan berani berkorban terbaik untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Terkait terpilihnya MR Kasman Singodimedjo, salah satu tokoh Muhammadiyah sebagai Pahlawan Nasional, Haedar menambahkan, Kasman sudah selayaknya. “Dia ketua KNIP, dia juga menjadi bagian dari Sumpah Pemuda, dia juga menjadi tokoh pejuang bangsa bahkan yang mencari titik temu titik kompromi lewat para tokoh Islam dan tokoh nasional ketika kita harus mencari kompromi pada 18 Agustus 1945 dan lahirlah konstitusi dasar negara,” ujar Haedar yang menegaskan bahwa Kasman lebih dari layak untuk menjadi pahlawan nasional.