JAKARTA, MENARA62.COM– Hizbul Wathan merupakan cetak biru pembentukan Gerakan Pramuka di Indonesia. Karena itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta agar gerakan ini tidak hanya berkembang di sekolah-sekolah Muhammadiyah, tetapi juga di sekolah-sekolah lain.
“Tirulah Tapak Suci yang bisa berkembang dimana-mana, tidak hanya di lingkungan Muhammadiyah,” kata Mendikbud di sela Apel Besar Mahrojan (Jambore Nasional) dalam rangka Silaturahim Nasional (Silatnas) 1 Abad Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, seperti dikutip dari laman hizbulwathan.or.id, Sabtu (21/12).
HW dibentuk sebagai wadah kepanduan bagi warga pribumi pada masa penjajahan Belanda. Organisasi ini menggunakan istilah Hizbul Wathan agar tidak mudah dikenali oleh bangsa penjajah.
Baca juga:
- Hizbul Wathan SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gelar Kemah Ceria
- Hizbul Wathan Kota Surakarta Gelar Latihan Gabungan
- Hizbul Wathan Surakarta Lakukan Pembinaan HW Putri
Lalu pada tahun 1951 lanjut Mendikbud, muncul gagasan menyatukan seluruh kepanduan di tingkat nasional bernama Pramuka oleh Presiden Soekarno. Konsep kepanduan yang ada di tubuh HW kemudian banyak diadopsi oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX.
Kemendikbud sendiri kata Muhadjir akan menjadikan Pramuka sebagai konfederasi sehingga kepanduan lain seperti HW bisa tetap eksis.
Dihadapan 5.528 peserta Apel Akbar bertema Kepanduan Hizbul Wathan untuk Indonesia Berkemajuan, Muhadjir berharap agar semua anggota HW dari yang masih kanak-kanak hingga usia senja bisa tetap menjaga sikap keperwiraan dan komitmen dalam menjaga HW.
Sementara itu, Ketua coordinator Bidang Lapangan Apel Besar, Bambang Suwedi mengatakan kegiatan Apel Besar Mahrojan awalnya akan digelar di Lapangan Terbuka Gunung Kidul. Tetapi kemudian panitia memindahkan ke Bumi Perkemahan Cibubur dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Ia mengatakan latihan kepanduan yang digagas Kyai Ahmad Dahlan ini memiliki andil besar dalam membina generasi bangsa. Terbukti dari HW ini bermunculan tokoh-tokoh nasional seperti Jenderal Soedirman, KH Dimyati, Perdana Menteri Adam Malik, Presiden Soeharto, Kasman Singodimedjo dan lainnya.
Kegiatan Apel Besar Mahrojan tersebut berlangsung 18 – 22 Desember 2018 dengan melibatkan hampir 6000 peserta dari berbagai wilayah di Tanah Air.