30.2 C
Jakarta

Peringatan Hari Ibu 2018, Momen Gelorakan Semangat Ibu Bangsa

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Peringatan Hari Ibu ke-90 tahun 2018 merupakan momen yang tepat untuk kembali menggali semangat dan makna Ibu Bangsa. Tentunya konsep yang Ibu Bangsa yang disesuaikan dengan kehidupan kekinian.

“Ibu Bangsa bukan lagi hanya pada intern keluarga tetapi juga pada lintasan binaan lainnya,” kata Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir Giwo Rubianto pada pernyataan tertulisnya menyambut peringatan Hari Ibu 2018, Jumat (21/12).

Baca juga:

Menurut Giwo, konsep Ibu Bangsa sejak dahulu telah menempatkan semua wanita pada tugas yang diembannya terkait dengan generasi muda Indonesia. Tidak hanya mereka yang menikah dan melahirkan, tetapi juga wanita yak tidak menikah dan tidak pula melahirkan.

Giwo mengingatkan kriteria Ibu Bangsa adalah memiliki Keteladanan/role model, profesional, mandiri, bermartabat, kreatif, berdaya saing, visioner, berkarakter, berani, Menjadi pendidik, pengasuh, pembimbing, sekaligus guru yang pertama dan utama bagi anak-anak.

Baca juga:

Diakui Giwo, menjadi Ibu Bangsa  jaman sekarang tidak mudah. Ibu Bangsa dalam konteks kehidupan di zaman sekarang, terlebih di era global dimana arus budaya yang terus mendera urat nadi budaya Bangsa Indonesia, Ibu Bangsa memiliki  tantangan yang multikompleks dan harus memiliki multi talented serta multitasking.

Karena itu, lanjut Giwo, perempuan jaman sekarang harus diberdayakan. Karena dengan berdaya dan memiliki kemampuan maka  akan dapat menjadi mitra terpercaya sebagai pilar yang kokoh bagi Negara dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dengan melahirkan generasi penerus yang  selalu siap menghadapi dinamika, tantangan dan perubahan zaman.

Hari Ibu sendiri ditetapkan berdasarkan hari lahirnya Kowani. Penetapan itu dilakukan langsung oleh Presiden Soekarno dengan alasan sedemikian banyak peran dan perjuangan kaum perempuan sejak jaman Indonesia belum merdeka.

Kaum perempuan yang tergabung dalam Kowani, mengambil peran aktif sejak tahun 1928 (Sumpah Pemuda).

Baca juga:

Sebagai bentuk apresiasi pada kaum perempuan, maka Presiden Soekarno pada tahun1938 menerima usulan Kowani terkait penetapan Hari Ibu. Itu dilakukan pada Kongres ke-3 perempuan Indonesia melalui Keputusan Presiden nomor 316 tahun 1959.

“Tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah bagi kaum perempuan Indonesia untuk terus berjuang bagi kepentingan bangsa dan negara,” tuas Giwo.

Selain itu ada keputusan penting lain yang dicetuskan di kongres tahun 1938 tersebut,  yaitu  mengangkat  konsep Ibu Bangsa. Dijelaskan bahwa dalam usaha meningkatkan pergerakan, wanita Indonesia diharapkan melaksanakan kewajiban utamanya sebagai Ibu Bangsa, dalam arti wajib berusaha membina pertumbuhan generasi penerus yang lebih sadar akan kebangsaannya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!