JAMBI, MENARA62.COM – Dalam rangka mendalami metode pembelajaran dengan pendekatan MIKiR, tujuh belas guru SD dan SMP di Tanjung Jabung Barat mengikuti kegiatan diseminasi pelatihan praktik baik pembelajaran Program PINTAR Tanoto Foundation di SMPN Satu Atap 7 Pengabuan, Sabtu-Senin, (12-14/1/2019).
Tujuh belas peserta tersebut ialah guru yang berasal dari SMPN Satu Atap 7 Pengabuan dan SDN 126 Pengabuan Kab. Tanjung Jabung Barat.
Kegiatan yang dibuka oleh kepala SMPN Satu Atap 7 Pengabuan, H. Sugiono tersebut menitikberatkan pada peningkatan kualitas mutu pembelajaran.
”Tujuan kegiatan diseminasi ini adalah untuk berbagi pengalaman praktik baik pembelajaran berdasarkan pendekatan metode MIKiR yang dikembangkan oleh program PINTAR Tanoto Foundation,”ujarnya, Sabtu, (12/1/2019).
MIKiR sendiri merupakan akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi.
Peserta diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran di kelas melalui pendekatan MIKiR, dengan tujuan agar siswa mampu mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang ada dengan memanfaatkan sumber pembelajaran di ruang kelas maupun lingkungan sekolah.
”Saya lihat pendekatan MIKiR ini bagus, saya akan diseminasikan kembali kepada guru-guru yang belum mendapatkan pelatihan,” tukas Suripyati, kepala SDN 126 Pengabuan Tanjung Jabung Barat.
Rahayu, peserta dari SMPN Satu Atap 7 Pengabuan mengaku merasa beruntung mengikuti diseminasi ini, baginya kegiatan tersebut sangat menarik dan membantu rekan-rekan sesama guru.
”Metode MIKiR tadi sangat bagus dalam memanfaatkan sumber belajar baik di dalam maupun luar kelas, selain itu ada pengaturan tempat duduk meja kursi. Pajangan karya siswa baik yang dipajang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar,” ungkap Rahayu kagum.
Rahayu juga mengakui, dengan mengikuti kegiatan diseminasi ini dirinya menjadi tahu ternyata bukan cuma pertanyaan tertutup dan imajinasi dalam pembelajaran, melainkan ada pertanyaan terbuka faktual dan produktif.
Senada dengan Rahayu, Nurul peserta dari SDN 126 Pengabuan Tanjung Jabung Barat mengaku mendapatkan inspirasi kreatif setelah mengikuti pelatihan untuk mengoptimalkan lingkungan di sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
”Jujur saja selama ini seperti taman sekolah pajangan di dalam kelas tidak begitu optimal pemanfaatannya karena kurangnya pengetahuan guru, setelah pelatihan ini akan saya manfaatkan untuk pembelajaran,”pungkas Nurul. (syaiful bahri)