MOJOKERTO, MENARA62.COM—Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengusulkan adanya peningkatan kompetensi bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk ditambah satu tahun yang diakui setara dengan Diploma 1.
“Sebagai tindak lanjut program pendidikan vokasi industri atau link and match SMK dengan industri, maka kami telah mengusulkan adanya peningkatan kompetensi bagi para lulusan SMK untuk ditambah satu tahun yang diakui setara dengan Diploma 1 yakni akan bekerja sama dengan Kementerian Ristekdikti,” katanya saat peluncuran program pendidikan vokasi industri di Mojokerto, Jawa Timur, dikutip Antara.
Ia mengemukakan, dalam peluncuran program ini dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Ristek Dikti tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi di luar kampus utama bekerja sama dengan industri.
Dirinya juga mengungkapkan, penerapan pendidikan vokasi di Indonesia akan dikembangkan dengan mengadopsi konsep pendidikan sistem ganda.
“Untuk itu, kami mengembangkan kerja sama dengan negara-negara yang telah menjalankan pendidikan dual system, salah satunya adalah Swiss,” katanya.
Menurut dia, Swiss merupakan negara yang telah cukup lama menerapkan Dual Vocational Education and Training (D-VET) System dan membuktikan diri sebagai negara dengan tingkat pengangguran pekerja muda yang rendah dan mencapai produktivitas yang tinggi.
“Dalam kesempatan ini, dilakukan penandatanganan Letter of Intent antara Kementerian Perindustrian dengan Pemerintah Swiss yang merefleksikan keinginan kuat kedua pihak untuk mengembangkan D-VET System di Indonesia guna menjawab kebutuhan tenaga kerja yang kompeten di sektor industri manufaktur,” katanya.
Di samping mengembangkan pendidikan vokasi, lanjut dia, baik tingkat menengah maupun pendidikan tinggi, Kemenperin juga menyelenggarakan program diklat dengan sistem 3 in 1 (pelatihan-sertifikasi kompetensi-penempatan kerja) yang pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 22.000 orang.
“Kami menargetkan hingga tahun 2019 sebanyak 162.000 orang akan mengikuti diklat ini,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, kata dia, juga dilakukan pembukaan diklat sistem 3 in 1 yang diikuti oleh 300 orang peserta, yang terdiri dari Diklat Operator Mesin Industri Garmen sebanyak 80 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT Sritex, Sukoharjo, Diklat Elektronika sebanyak 50 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT Yamaha Electronics Manufacturing di Kabupaten Pasuruan.
Selanjutnya, lanjut dia, Diklat Alas Kaki sebanyak 100 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT Dwi Prima Sentosa, yaitu untuk pabrik baru di Ngawi, serta Diklat Welding Galangan Kapal sebanyak 70 orang, yang akan ditempatkan bekerja pada beberapa perusahaan, antara lain PT PAL, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Adi Luhung, PT Lamongan Marine Industry, dan PT Komatsu Indonesia.
“Dari 483 orang yang telah mengikuti diklat welding galangan kapal yang diselenggarakan oleh Kemenperin sejak tahun 2014, telah dikirim ke Jepang sebanyak 61 orang untuk mengikuti pemagangan selama tiga tahun di Mitsui Engineering and Shipbuilding, Jepang,” katanya.