30.7 C
Jakarta

IMM Berkarya Untuk Agama dan Bangsa

Refleksi Milad IMM ke 55 Tahun

Baca Juga:

Setengah Abad lebih atau tepatnya 55 Tahun (14 Maret – 1964 – 14 Maret 2019 ) usia Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( IMM). Usia yang cukup matang dan dewasa untuk mengelola masa depan bangsa. Sejak lahir IMM berkomitmen untuk membangun bangsa dan Negara. Sebagai satu satunya organisasi Mahasiswa yang di restui oleh Presiden pertama Indonesia yaitu Ir Soekarno. 

Restu itu, diberikan Sukarno pada saat IMM berkunjung ke Bung Karno. Ketika itulah kehadiran (kelahiran) IMM mendapat restu dari Bung Karno (Dalam buku yang berjudul Melacak Sejarah Kelahiran IMM karya Noor Qosim Agam).

IMM lahir sebagai solusi dan pencerahan dari kebuntuan dan kesesatan berfikir. Setiap Agenda Kegiatan, langkah, gerakan, IMM adalah bernilai dakwah. Maka, semua mahasiswa yang bergabung dengan IMM haruslah ikhlas dan pantang menyerah dalam menjalankan amanah. Dengan ke ikhlasan dan perjuangan yang abadi itulah, sejatinya dakwah IMM.

Spirit dakwah ini sesuai dengan salah satu dasar berdirinya Muhammadiyah dalam firman Allah SWT yaitu “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang beruntung.” (Q.S. Ali Imran: 104). Dalam berdakwah IMM tampil di beberapa peran dalam karya nyatanya untuk bangsa yaitu:

1. Karya dalam ke-agamaan.

Religiusitas adalah tujuan utama yang menjadi dasar berdirinya IMM. Religiusitas atau gerakan keagamaan sudah menjadi identitas yang tak terpisahkan dalam tubuh IMM. Gerakan itu, dalam setiap kegiatan IMM selalu di awali dengan identitas keagamaan.

IMM sebagai lembaga dakwah mahasiswa sangat besar kiprahnya sekaligus ini sebagai karya nyata untuk agama dan bangsa. semua Kader IMM adalah dai /mubaligh, yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Mubaligh IMM bertugas mencerdaskan dan mencerahkan jutaan mahasiswa se-Indonesia bahkan dunia internasional. Kemudian jutaan mahasiswa itu, melanjutkan dakwah kesemua lapisan masyarakat berbagai profesi.

Mereka ada yang berprofesi sebagai dokter, pengusaha, pejabat pemerintah, petani, guru dan lain sebagainya. Kegiatan dakwah yang saling berkelanjutan ini, sesuai dengan yang di contohkan Rosulullah Muhammad SAW.

“Dari Abdullah ibnu Amr sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dariku, meskipun hanya satu ayat.” (H.R. Bukhari)

Selanjutnya, gerakan keagamaan IMM juga di laksanakan dalam program kerja seperti Pelatihan mubaligh mahasiswa Muhammadiyah, tabligh akbar, kajian keIslaman, daurah tahfidz, dan lain sebagainya.

Tidak sebatas kegiatan saja, IMM juga berperan aktif dalam segala kegiatan keagamaan yang ada mulai dari tingkat ranting, cabang, daerah , wilayah, nasional hingga internasional. Selain itu, IMM juga banyak menyumbangkan kader kader terbaik IMM menjadi Ulama yang menjadi pencerahan di seluruh dunia seperti Prof Dr Din Syamsudin (sebagai World Council of World Islamic Call Society (WCWICS), Asian Committee on Religions for Peace (ACRP), Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Pusat).

Ada juga Prof Dr Yunahar Ilyas (sebagai Wakil Ketua umum Majelis Indonesia Pusat, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bidang Tarjih dan Tabligh), dan Prof Amin Rais, yang pernah di ICMI, MPR, dan masih banyak lagi. Semua itu wujud dari diaspora kader keagamaan untuk pencerahan umat.

2. Karya dalam intelektual

Perlu di ketahui bersama, tidak semua orang bisa menjadi anggota atau kader IMM. Untuk menjadi kader IMM syarat utamanya adalah seorang mahasiswa (orang yang menempuh jalur pendidikan tertinggi/kuliah), beragama islam dan seorang intelektual. Sebagai Ortom Muhammadiyah, IMM adalah gudangnya intelektualisme, maka IMM adalah pusat pemikiran, pewacana dan konseptornya Muhammadiyah (Haedar Nashir).

IMM, beda lahan garapnya dengan ortom yang lainnya, yang tidak harus menjadi seorang Mahasiswa untuk bergabung. IMM sebagai pusat akal atau gudang intelektualnya Muhammadiyah, ini sesuai dengan salah satu Trilogi IMM yaitu intelektualitas. Maka Seorang kader IMM memang harus banyak bergerak di dunia literasi, diskusi, baca semua buku, menulis dan temukan teori baru. Kader IMM harus mampu menemukan teori atau konsep baru, dan berkemajuan di segala bidang yang bertujuan untuk pencerahan umat dan solusi atas kekacauan negara dan dunia saat ini. Selain itu, wujud karya nyata banyak sekali kader IMM telah menghasilkan tulisan ilmiah baik dalam buku, artikel, jurnal dan sebagainya.

Sesuai dengan cita-cita awal berdirinya IMM, melahirkan intelektual Muslim yang memiliki kualitas dan keunggulan secara lahir maupun batin. Dengan demikian, kader IMM harus berani dan mampu dengan ikhlas mencurahkan segala pikirannya untuk kepentingan Islam, Muhammadiyah dan Indonesia.

3. Karya dalam kebangsaan
Berjuang di dunia kebangsaan, menjadi salah satu misi dari seorang kader IMM dalam rangka mencapai visi utama IMM. Visi itu, terciptanya intelektual Muslim yang berakhlak , serta visi besar Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Kader kebangsaan yaitu berjuang di lembaga penyelenggara pemerintahan baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Saat ini, kader IMM khususnya dan Muhammadiyah pada umumnya mulai merasakan pentingnya diaspora kader kebangsaan. Maka tidak heran sebagai intelektual yang peduli Negara Kesatuan Republik Indonesia, banyak alumni IMM mulai berdiaspora ikut serta dalam kader kebangsaan, seperti DPR, Menteri, KPU, Bawaslu, gubernur, bupati hingga ketua RT dan lainnya. Semua ini adalah wujud dari karya nyata IMM untuk bangsa.

4. Karya dalam ke umatan
Dalam Trilogi IMM, terdapat salah satu isinya adalah humanitas. Humanitas ini di maknai sebagai perjuangan kader IMM dalam membela, menolong, dan bergaul dengan masyarakat atau umat. IMM lahir selain sebagai konseptor juga sebagai bagian dari masyarakat. Dan seperti yang dicontohkan pendiri Muhammadiyah, bahwa sebagai umat harus saling menolong sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan dan lebih lemah.

Sebagaimana firman Allah SWT dibawah ini :
“Dan tolong-menolong engkau semua atas kebaikan dan ketaqwaan.” (QS. Al-Maidah: 2)
Anjuran untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan telah jelas difirmankan oleh Allah SWT. Juga dalam sebuah Hadits riwayat Ibnu Abi Addunia dan Asysyihaab:
“Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdhol.”
Dalam program kerja kegiatan serta prinsip IMM di cantumkan kegiatan sosial. seperti bakti sosial, kerja bakti, santunan anak yatim dan jompo, berbagi sedekah jumat, dan lain sebagainya. Kegiatan ini jelas membantu meringankan beban dan tanggungjawab negara dalam menjamin, memberi makan dan kebutuhan masyarakat. Semua Karya di atas semata-mata IMM persembahkan hanya untuk agama dan bangsa tercinta.

Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat

Penulis: Joko Triyanto SKom MPdI/Lembaga Dakwah, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah/IMM

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!