Inilah salah satu pekerjaan rumah yang belum selesai bagi ummat Islam. Selalu butuh waktu untuk menentukan kapan tanggal 1 Ramadan. Kapan tanggal 1 Syawal H. Kapan tanggal 10 Dzulhijah. Tapi tidak untuk tanggal-tanggal lainnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi perbintangan sudah sangat maju. Sudah bisa memperhitungkan kapan jatuhnya bulan baru hingga puluhan bahkan ratusan tahun ke depan. Perhitungan ini dengan metode hisab.
Anton Wahyudi dari Semarang, mengunggah status di laman Facebook-nya menjelang Senin subuh. Ia menulis: Kalau menggunakan perhitungan ini, Lebaran akan jatuh pada hari Selasa. Tak lupa, ia perlihatkan screen shoot dari aplikasi perhitungan bulan di handphone-nya.
Ada tiga foto yang ia tampilkan. Posisi bulan baru yang dilihat dari Semarang, Manokwari dan Makkah. Tiga-tiganya memperlihatkan posisi hilal yang sudah positif. Meski persentasenya masih sangat kecil. Posisi hilal sangat rendah. Sangat kecil kemungkinan untuk bisa dilihat.
Bila perhitungan dalam aplikasi itu yang digunakan, puasa Ramadan kali ini akan berlangsung 29 hari. Hasil perhitungan aplikasi itu, sama dengan yang dilakukan PP Muhammadiyah. Tapi Muhammadiyah membulatkan hitungan hari puasa menjadi 30 hari. Karena posisi hilal yang masih terlalu rendah itu.
Pertengahan Maret yang lalu, Muhammadiyah memang merilis jadwal Idul Fitri akan dibulatkan menjadi 30 hari sehingga jatuh pada tanggal 5 Juni 2019. Pembulatan itu ditetapkan berdasarkan metode hisab haqiqi yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid.
Pemerintah sendiri belum menetapkan kapan salat Idul Fitri akan dilakukan. Senin sore, Kementerian Agama akan memimpin sidang itsbat yang melibatkan semua organisasi massa Islam dan lembaga tinggi negara untuk menetapkan 1 Syawal. Sidang akan digelar setelah menerima laporan tim rukyatul hilal yang disebar di 34 provinsi.
Bisa saja sidang itsbat memutuskan Lebaran pada hari Selasa. Seperti hasil perhitungan aplikasi itu. Bisa juga Rabu. Seperti versi Muhammadiyah. Semua bergantung hasil rukyat sore nanti. Bila hilal bisa dilihat, berarti Selasa sudah Lebaran.
Lebaran berbeda hari rasanya sudah sangat biasa. Masyarakat pun tidak pernah mempersoalkan. Bahkan ada yang kreatif: mengamalkan dua metode itu sekaligus. Awal puasa ikut yang belakangan. Akhir puasa ikut yang duluan.