Menjadi Indonesia, Proses Yang Tidak Pernah Berhenti. Hari ini, kita masih menyaksikan bentrokan yang melibatkan massa dan aparat keamanan. Bentrokan yang dilandasi kemarahan karena ketersinggungan identitas sosial. Ternyata, proses menjadi Indonesia masih belum usai.
Mirisnya, peristiwa bentrok sosial ini, terjadi di saat bangsa ini baru saja memperingati hari kemerdekaan. Sebuah peringatan deklarasi kemerdekaan, bahwa bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka.
Bendera Indonesia, merah putih yang dikibarkan saat deklarasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, menjadi simbol kemerdekaan Indonesia. Simbol ini, ketika dicampakkan, oleh sebagian oknum anak bangsa, memang bisa berujung pada masalah identitas sosial yang harus diselesaikan.
Presiden Joko Widodo pada Senin (19/8/2019), seperti dilansir Antara meminta, masyarakat untuk memaafkan. Emosi boleh, tetapi memaafkan itu lebih baik.
“Jadi, saudara-saudaraku, pace, mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan,” kata Joko Widodo.
Oleh sebab itu, kata Presiden, sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air, yang paling baik adalah saling memaafkan. Ia meminta masyarakat yakin, pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan pace, mace mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat.
Antara juga melansir, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihak kepolisian sudah mengerahkan aparat keamanan untuk mengendalikan situasi keamanan di Manokwari, Papua Barat, pasca terjadinya kerusuhan. Kerusuhan itu sendiri bermula dari protes masa terhadap pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur oleh polisi, seusai temuan pembuangan benderah merah putih di depan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.