JAKARTA, MENARA62.COM – Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait suhu panas yang melanda wilayah Indonesia. Menurutnya, suhu panas berpotensi meningkatkan perkembangbiakan nyamuk.
“Karena itu, demam berdarah dan demam chikungunya bisa meningkat kasusnya,” kata Yurianto pada temu media, Jumat (25/10/2019).
Ia mengakui sejumlah wilayah sudah terdeteksi peningkatan jentik nyamuk. Untuk itu masyarakat diimbau memperhatikan kesehatan lingkungannya.
Menurutnya, pada musim, kondisi suhu, kelembaban udara tertentu populasi nyamuk bisa tumbuh dengan cepat.
“Oleh karena itu, kita antisipasi pada musim pancaroba seperti ini kita akan mewaspadai betul tumbuh suburnya populasi nyamuk, nah ini yang kemudian harus diwaspadai karena nyamuk itu kan faktor penyakit,” kata Yurianto.
Selain mewaspadai ancaman nyamuk, Yurianto juga mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah saat matahari sedang terik. Kalau pun tidak bisa dihindari sebaiknya gunakan alat pelindung ketika harus keluar rumah, misal menggunakan payung, topi dan tetap menggunakan alas kaki.
“Jangan lupa jaga asupan cairan dalam tubuh. Minum secara teratur, tidak perlu menunggu haus,” tambahnya.
Sebab pada suhu udara yang panas, jika tubuh kekurangan cairan, maka seseorang bisa mengalami heatstroke.
Diketahui, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.