BANDUNG, MENARA62.COM — Pelaksanaan Amil Camp II 2019 berakhir selepas salat Jumat, 25 Oktober 2019. Selama tiga hari 200 amil sebagai peserta mengikuti rangkaian acara dan kegiatan. Mulai dari materi seputar best practice program, fundraising, dan menjaga trust untuk penguatan lembaga.
PR Manager Lazismu, Nazhori Author mengatakan, di hari kedua dan ketiga kegiatan amil lebih pada kegiatan outbond. “Semua amil perlu suasana yang menggembirakan, kekeluargaan dan edukatif meski sedikit menantang,” katanya.
Pada malam Jumat amil mengikuti kegiatan yang lebih menantang, yakni mencari jejak yang dikemas dengan mengerjakan jawaban-jawaban pengetahuan sosial dan fikih zakat.
Setelah itu, sambung Author, semua amil berkumpul di lapangan dengan menyalakan api unggun.
“Dengan api unggun suasana keakraban amil yang datang dari seluruh indonesia semakin hangat,” bebernya.
Di sinilah nilai-nilai kebersamaan sesama amil harus terus dipupuk. Sehingga setelah acara ini selesai komunikasi dan interaksi tetap terjaga.
Sekretaris Badan Pengurus Lazismu, Mahli Zainuddin, secara resmi menutup Amil Camp Lazismu II 2019. Mahli mengatakan, makna berbagi tidak harus materi. Berbagi dapat dilakukan dengan pikiran, tenaga dan perasaan. “K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah telah mencontohkan hal ini dengan pengorbanan dan perjuangan,” terangnya.
Keberadaan amil Lazismu adalah pengejawantahan gagasan dan pelaksanaan Ahmad Dahlan di era saat ini. Amil adalah Ahmad, Ahmad Ahmad baru yang mewujufkan gagagsan besarnya, kata Mahli.
Rendy Zulkarnaen, amil dari Lazismu Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, merasa senang bisa hadir di sini. Selama mengikuti kegiatan, Rendy begitu berkesan. “Ada peningkatan wawasan baru dalam filantropi yang digeluti amil khususnya. Kegiatan ini di tahun depan harus dilaksanakan lagi agar konsolidasi amil berjalan sehar dan bisa sharing bersama-sama amil yang lain,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Desrizal peserta Amil Camp dari Lazismu kota Pekanbaru, juga menyampaikan kesannya. Kekompakan tim selama kegiatan bisa dimaknai sebagai salah satu cara menemukan berbagai permasalahan untuk dicari solusinya.
Ia berharap Lazismubdi daerah dapat melaksanakan program yang inovatif meski dalam pelaksanaannya berbeda.
Hal yang sama dikatakan M. Faturrohman dari Lazismu Jembarana, Bali. Dengan mengikuti Amil Camp Ia mendapat pengalaman dannwawasan baru. Apalagi ini baru pertama kali Faturrohman mengikuti. Banyak hal yang diterimanya selama tiga hari tentu ilmu yang bermanfaat. Pelajaran terutama yang didapat, katanya dalam ilmu fundraising serta program-program yang lainnya. “Terima kasih Lazismu yang telah melaksanakan acara ini yang berjalan sukses dan lancar,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Vindi Larasati Putri dari Lazismu Menteng, Jakarta, semoga Amil Camp terus menjadi agenda tahunan untuk bertemu dan sharing yang konstruktif dengan amil-amil camp dari seluruh daerah. Kesan saya yang paling dalam, Amil Camp seru banget. Di tahun depan saya berharap ada persiapan yang matang lagi untuk kegiatan Amil Camp dengan variasi yang juga tak kalah seru, tutupnya. (na)