33.4 C
Jakarta

Tasyakuran 107 Tahun Muhammadiyah di Serut Gedangsari Ditandai Peluncuran Sumur Bor Bantuan MDMC

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Siang yang terik di pegunungan wilayah Gedangsari Gunungkidul tidak menghalangi acara pengajian Tasyakuran 107 Tahun Muhammadiyah yang dilakukan oleh PCM Gedangsari. Acara ini sekaligus menjadi rangkaian acara penyerahan bantuan sumur bor untuk warga Wangon Serut, Gedangsari, kerja sama LPB PDM Sleman, MDMC PP Muhammadiyah, Baitul Mal Bank Muamalah Yogyakarta, dan Lazismu PCM Gedangsari dilaksanakan pada Ahad, 17 November 2019. Dibingkai dalam pengajian tasyakuran 107 tahun Muhammadiyah, yang dihadiri ratusan orang warga Muhammadiyah Gedangsari yang memenuhi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dan Mushola Al Ikhlas Serut.

Ketua panitia, Muhtar Sholikin, S.Pd., yang juga Ketua Lazismu Gedangsari, menyampaikan, kemarau yang panjang kali ini direspon LPB dengan pengiriman ratusan tangki air.

Menurut Muhtar, LPB Sleman bersama MDMC PP Muhammadiyah merespon hal itu dengan pembuatan sumur bor yang proses persiapan pengeboran dilakukan sejak 24 Oktober 2019. “Akhirnya membuahkan hasil air bersih,” kata Muhtar yang menerangkan kedalaman sumur 102 meter menghabiskan biaya sebesar Rp30 juta.

Bantuan dana itu berasal dari Baitul Mal Bank Muamalah Yogyakarta, swadaya masyarakat Serut berupa material dan tenaga serta keikhlasan dari keluarga Hasto Wiyono yang tanahnya digunakan sebagai lahan sumur bor.

Penandatanganan prasasti bantuan sumur bor  dilakukan H. Budi Setiawan ST dari MDMC PP Muhammadiyah dan Teten Kustiawan dari Baitul Mal Bank Muamalah Yogyakarta, disaksikan  Camat Gedangsari, PCM Gedangsari, tokoh desa Serut, M Fauzan, S.Hum., (LPB PDM Sleman), Arief H, Sumarah, S.Pd., Arif Nur Kholis, dan Plt. Kepala Desa Serut.

Budi Setiawan menandaskan, air sebagai sumber kehidupan disebutkan dalam Alquran. “Hal ini menunjukkan betapa Allah SWT mengatur kehidupan ini dengan sempurna terhadap makhluknya,” kata Budi Setiawan.

Pelajaran dan hikmah dari kekeringan kali ini, menurut Budi Setiawan, adalah bagaimana kita dituntun untuk berikhtiar mengatasinya. “Dan itu harus diwujudkan dengan kesyukuran serta tidak menjadikan kita kufur atas nikmat,” tandas Budi Setiawan.

Dikatakan Budi, air dari sumur bor ini untuk kemaslahatan umat dan jamaah di Serut yang jumlahnya mencapai 300 orang jiwa.

Sementara itu, Drs. H Satmono Dadi dari PDM Gunung Kidul menyampaikan, warga Serut jangan ketinggalan juga untuk bersodakoh untuk menyempurnakan distribusi air sampai ke rumah masing-masing. “Karena ini juga menjadi kesempatan emas bersodakoh yang pahalanya terus mengalir,” kata Satmono Dadi.Dan upaya agar sumur bor ini bisa dikelola dengan bijak, dengan membentuk kelompok pengelola secara tertata agar manfaatnya semakin optimal. Sebagaimana disampaiakna Arief H Sekretaris LPB PDM Sleman.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!