JAKARTA, MENARA62.COM– Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriano memastikan bahwa pelatihan guru berbasis zonasi masih terus berlanjut. Pelatihan guru tersebut akan difokuskan pada mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional.
“Sekarang ini kan sudah berjalan. Kita fokuskan pada mapel-mapel yang di-UN-kan. Nanti tahun depan juga kita lanjutkan kembali, karena ini lagi berputar. Ada yang in 3, ada yang in 3, bahkan ada yang in 5,” katanya dalam acara kunjungan kerja Bank Dunia ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/11).
Diakui Supriano, anggaran untuk pelatihan guru berbasis zonasi itu masih dikaji untuk bisa membuat skema yang lain.
Saat ini terdapat 25 ribu guru inti yang diharapkan dapat mengajar guru sasaran. Jika skema pelatihan seperti itu berlanjut maka jumlah guru yang dilatih bisa mencapai 500 ribu orang.
Pelatihan tersebut, telah menggunakan teknologi untuk menyiapkan guru menghadapi era industri 4.0. “Karena ini sudah blendid learning. Jadi menggunakan sistem LMS, Learning Management System,” katanya.
Sementara itu, sumber belajar yang digunakan dalam pelatihan guru tersebut, katanya, berasal dari berbagai sumber, tidak hanya dari unit yang disiapkan tetapi juga dari telekonferensi antar guru, YouTube, Google dan lain sebagainya.
“Guru itu luar biasa. Walaupun di pelosok mereka sudah menggunakan laptop, karena mereka sumber belajarnya tidak dari unit yang kita siapkan,” katanya.
Supriano juga mengatakan konten pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan tersebut tetap berpegang pada kompetensi dasar selain juga dari berbagai inovasi.
“Yang ditingkatkan adalah proses menyampaikan pembelajarannya di kelas bagaimana. Itu yang lagi fokusnya ke situ,” tutup Supriano