Kendal, MENARA62.COM. Masyarakat harus ikut dan bergabung dalam gerakan perhutanan sosial. Sebab, gerakan perhutanan sosial adalah gerakan untuk mencegah dan mengurangi kepemilihan lahan di Indonesia termasuk mengatasi kesenjangan ekonomi.
Demikian dikatakan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam acara “Musyawarah Wilayah I : Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial Indonesia Jawa Tengah (Jateng)” di Dusun Tanjung, Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (25/1/2020).
Turut hadir dalam acara yang dihadiri sekitar 400 orang petani itu adalah Bupati Kendal Mirna Anisa.
Teten mengatakan, gerakan perhutanan sosial dicanangkan oleh Presiden Jokowi sendiri. Alasannya, karena terjadi kesenjangan kepemilikan lahan di Indonesia. Ada yang memiliki lahan berhektar-hektar namun ada masyarakat yang memiliki lahan sedikit bahkan tidak ada. Untuk itu, kata Teten, masyarakat jangan menjual lahan tapi tanamlah jati, kayu sengon, tanamlah jagung, sayur, buah-buahan. Kalau ini dilakukan maka masyarakat tidak akan miskin,” kata Teten.
Teten mengatakan, saat ini pemerintah sudah siap biaya melalui perbankan dan lembaga pembiayaan seperti Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB). Selain itu, pemerintah juga sudah siap pendampingan dalam berusaha terutama membantu kualitas manajemen.
Teten mengatakan, semua masyarakat yang ikut dalam gerakan perhutanan sosial harus bergabung dalam koperasi, dan pemerintah pasti bantu pendampingan dan pembiayaan koperasi. Koperasi yang dibantu, kata Teten, diutamakan koperasi produksi seperti usaha permebelan, ukiran, sayur-sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. Koperasi Simpan Pinjam, kata Teten, penting namun sekarang ini ada banyak lembaga pembiayaan. “Mulai tahun 2020 ini LPDB 100 persen dananya disalurkan untuk membantu koperasi,” kata dia.
Teten juga berjanji mempermudah pendirian koperasi. “Masa pendirian perusahaan lebih mudah dibanding mendirikan koperasi. Itu tak boleh,” kata dia.
Teten mengatakan, kalau masyarakat menanam sayur, menanam buah-buahan, membuat mebel dan sebagainya harus memikirkan pemasarannya. Untuk mempermudah pemasaran ini maka harus bergabung dalam koperasi.
Teten menambahkan, saat ini pemerintah sedang memikirkan agar ekspor ditingkatkan. “Apa komoditas yang bisa diekspor ? Ya hasil perkayuan seperti mebel, ukir-ukiran; produk pertanian seperti jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan,” kata Teten.
Ketua Panitia Acara tersebut Siti Fikriah, mengatakan, ada 53 kelompok tani perhutanan sosial di Jateng yang ikut hadir dalam acara itu.
Ia mengatakan, seluruh petani perhutanan sosial di Jateng siap membantu program pemerintah dalam gerakan perhutanan sosial.
Siti Fikriah mengatakan, sampai saat ini ada 22 koperasi produksi perhutanan sosial. Siti berharap, koperasi ke depan yang sederhana saja, supaya tidak memperumitkan masyarakat.