JAKARTA, MENARA62.COM – Hubungan masyarakat atau humas memiliki peran penting untuk meningkatkan branding lembaga pendidikan. Karena itu, kemampuan personil humas harus diasah (upgrade) terus agar dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman.
Hal itu diungkapkan Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Dr. Lelly Qodariah M.Pd, usai Workshop Kehumasan dan Keprotokolan di lingkungan UHAMKA, Rabu (5/2/2020).
Kegiatan bertema Menumbuhkan, Mengembangkan dan Meningkatkan Peran Civitas Akademika UHAMKA dalam Membangun Kesadaran Merek Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Menuju Reakreditasi UHAMKA Tahun 2021 tersebut menghadirkan pembicara yang kompeten dibidang kehumasan yakni, Executive Director & Communication Stategist Holistic Reputation Advisory, Dian Umar Anggraeni, M.Si., Wakil Rektor II UHAMKA, Dr. Zamah Sari, M,Ag., Kepala Bagian Humas UHAMKA, Nurlina Rahman, S.Pd. M.Si. dan Jurnalis, Editor, sekaligus Pimpinan Redaksi Menara62.com Imam Prihadiyoko.
“Perkembangan teknologi informasi begitu cepat. Dan ini harus diantisipasi oleh personil humas sebagai garda terdepan untuk menginformasikan lembaga pendidikan,” kata Dr Lelly.
Karena itu, UHAMKA lanjutnya secara rutin menggelar Pelatihan Kehumasan sebagai bagian dari upaya meningkatkan branding kampus UHAMKA.
Dr Lelly mengatakan pencapaian UHAMKA dari tahun ke tahun terus meningkat. Baik dari segi prestasi akademik, perolehan akreditasi maupun tingkat kepercayaan masyarakat dan kerjasama internasional. Perolehan tersebut harus ditingkatkan terus, agar UHAMKA lebih cepat go internasional.
“Jumlah mahasiswa baru kita dari tahun ke tahun terus meningkat. Itu tandanya tingkat kepercayaan masyarakat untuk menitipkan putra-putrinya di UHAMKA terus membaik,” lanjut Dr Lelly.
Demikian pula dari segi akreditasi, dimana secara kelembagaan UHAMKA telah memperoleh akreditasi A. Dan UHAMKA adalah satu-satunya kampus swasta di DKI Jakarta yang sudah mengantongi akreditasi A untuk kelembagaan.
Di bidang kerjasama internasional, UHAMKA jelas Dr Lelly telah menjalin kerjasama dengan berbagai universitas ternama antara lain dari Jepang, Malaysia, Taiwan dan lainnya. UHAMKA juga menjadi salah satu kampus tujuan mahasiswa asing untuk melanjutkan studi di Indonesia.
Bagi Dr Lelly, semua pencapaian tersebut harus dikomunikasikan dengan baik kepada khalayak atau kepada public. Tujuannya selain sebagai bentuk tanggungjawab moral, juga sekaligus meningkatkan kepercayaan public terhadap kemampuan UHAMKA dalam mendidik SDM berkualitas dan religious.
“Di sinilah peran humas sangat dibutuhkan, menyiarkan apa yang sudah kita capai kepada masyarakat, tentunya dengan melakukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr Lelly mengatakan nama besar UHAMKA diambil dari dua ketokohan besar yakni Muhammadiyah dan Buya HAMKA. Muhammadiyah telah lahir 102 tahun lalu, memiliki 164 perguruan tinggi seluruh Indonesia berkategori besar dan kecil, terakreditasi institusi unggul sampai dengan cukup,
UHAMKA adalah salah satu dari 164 PTM tersebut dengan menyandang akreditasi unggul, dan tahun 2021 UHAMKA harus kembali akreditasi untuk mempertahankan dan meningkatkan keunggulan tersebut.
Sedang Buya HAMKA adalah ulama besar yang dimiliki bangsa Indonesia. Ulama kharismatik tersebut melahirkan karya-karya besar baik berupa buku agama, karya sastra hingga tafsir yang seluruhnya best seller. Salah satu karya Buya Hamka yang sangat fenomenal adalah Tafsir Al Azhar yang ditulis selama berada di penjara dan karyanya sampai saat ini menjadi rujukan banyak peneliti dan masyarakat untuk mendalaminya.
“Perlu terus membaca, terus mengelaborasi, terus mengintensifkan untuk mengenal apa itu Muhammadiyah dan bagaimana sosok Buya Hamka. Nilai-nilai Buya Hamka harus masuk ke dalam perilaku kita, dan nilai-nilai Muhammadiyah harus kita implementasikan kedalam setiap langkah kita,” tukas Dr. Lelly.
Wakil Rektor II Dr. Zamah Sari, M,Ag.menilai persoalan untuk mem-branding bukan hanya persoalan menuju akreditasi 2021, tetapi sebuah penyadaran dari berbagai kekurangan dan kelebihan UHAMKA. Maka, guna meningkatkan kesadaran merek ada dua hal penting yang harus dilakukan. Pertama, butuh untuk menjelaskan tentang UHAMKA setiap saat dan kedua butuh untuk mengenal Muhammadiyah secara baik.
Sementara itu Kepala Bagian Humas UHAMKA Nurlina Rahman menjelaskan kegiatan ini dimaksudkan sebagai tanggung jawab bersama membangun kesadaran merek (branding) nama besar UHAMKA pada masing-masing unit atau fakultas.
“Masing-masing unit dapat merencanakan, menyelengarakan, dan mengemasnya dalam bentuk informasi kepada khalayak sebagai bentuk tanggung jawab dalam mem-branding UHAMKA ke dalam maupun ke luar.,” jelas Nurlina.
Selain itu, kegiatan ini merupakan tanggung jawab UHAMKA untuk menumbuhkan dan mengembangkan serta meningkatkan profesionalisme sumber daya insani dalam kegiatan kehumasan dan protokoler.
“Kita perlu kembali melakukan evaluasi apakah yang selama ini kita lakukan atau yang melekat pada diri kita sebagai sivitas UHAMKA sudah merupakan suatu brand bahwa kita sudah merepresentasikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr, HAMKA,” lanjut Nurlina.
Pada workshop kali ini Humas UHAMKA menghadirkan sebanyak 48 peserta dari dosen dan karyawan UHAMKA, mulai dari Badan Pembina Harian (BPH) sampai kepada Pusat Studi Kajian Halal (PSKH).
Pelatihan kepada tiap sivitas UHAMKA ini diharapkan dapat membentuk kesadaran bersama untuk turut membesarkan nama UHAMKA.