JAKARTA, MENARA62.COM — Leadership Insight menjadi salah satu sesi penting dalam program GM Academy Program Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero). Dalam sesi ini, para peserta mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya anak muda menjadi leader di sebuah perusahaan.
Pertamina sedang mempersiapkan calon leader atau General Manager dan perlu melakukan regenerasi calon leader untuk memimpin Pertamina di lingkungan Direktorat Pengolahan. Sekarang ini leader-leader senior sudah memasuki masa pensiun, sehingga secara organisasi sudah banyak kehilangan.
Untuk pengganti senior masuk di level manager, organisasi ini harus diisi orang dengan tepat. Caranya dengan melakukan perbaikan di organisasi, sehingga orang yang akan menempati kursi leader sudah dibekali pemahaman-pemahaman, training, wawasan maupun insight yang mumpuni. GM Academy dibuat untuk meningkatkan kapabilitas technical, agar pekerja pensiun bisa melakukan transfer knowledge dan coaching kepada pekerja yang ada.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, GM Academy bertujuan untuk mengakselerasi para pekerja muda agar bisa menjadi leader di lingkungan direktorat pengolahan. Ini juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya bussiness insight bagi leader, dengan pemahaman dan wawasan yang luas juga mampu menjadi leader yang baik walaupun usia lebih muda.
“Sekarang kita sepakat 5 hingga 10 tahun ke depan, pemimpin adalah anak muda. Kemudian kita menghadapi era bonus demografi. Setiap profesional di perusahaan harus mempunyai mindset pengusaha,” ujar Maming, dalam acara “Leadership Insight GM Academy”, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
CEO dari Holding Company bernama PT Maming 69 dan PT. Batulicin 69 yang berkesempatan menjadi pembicara di acara tersebut telah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo membuat regulasi untuk anak muda. Jika tidak, maka bukan era bonus demografi yang dihadapi tetapi era bencana bonus demografi.
“Saya menyampaikan kepada Bapak Presiden, bagi saya kalau kita tidak membuat regulasi untuk anak muda, era bencana bonus demografi yang kita hadapi. Karena kita tidak mempersiapkan anak muda kalau tidak dibuat regulasinya, anak muda diberi kesempatan duduk direktur pertamina, duduk di komisaris pertamina,” ucapnya.
Maming melanjutkan, dari 100 persen paling tidak ada 10 persen anak muda duduk di jabatan-jabatan penting karena supaya ada masa transisi dari anak muda dan seniornya memberikan atau menurunkan ilmunya. Tidak disarankan bersaing di masa era bonus demografi.
“Jangan di masa era bonus demografinya baru disuruh bersaing, tidak ada masa transisi, yang paling bagus adalah by design. By design adalah ilmu yang sudah dipersiapkan oleh senior-senior pertamina untuk menduduki jabatan-jabatan penting di waktu muda,” ungkap Mantan Bupati Tanah Bumbu itu.
Jika bicara undang-undang, anak muda termasuk golongan di bawah usia 40 tahun. Jika ada yang menjadi direktur di usia 45 tahun, menurut Maming, sudah tidak muda lagi. Sehingga, negara ini benar-benar mempersiapkan anak muda yang susungguhnya by design yang dipersiapkan menjadi lahir di BUMN, eksekutif maupun legislatif.
“Sehingga semua nanti bangsa ini akan menjadi bagus dan kita sepakati semua tidak ada satu orangpun yang bisa merubah bangsa dan negara ini, tidak ada sejarahnya. Yang ada semua yang bisa merubah bangsa dalam sejarah negara ini adalah semuanya anak muda, lahir dari anak muda,” tuturnya. (*)