33.4 C
Jakarta

WHO Imbau Jangan Abaikan Depresi

Baca Juga:

NEW DELHI, MENARA62.COM– Hampir 86 juta orang di Asia Tenggara mengalami depresi. Jika situasi ini dibiarkan, depresi yang parah bisa mengarah pada upaya bunuh diri.

Karena itu Organisasi Kesehatan Dunia WHO menghimbau setiap individu, kelompok masyarakat dan negara untuk bicara lebih terbuka tentang depresi. Selain itu penting untuk meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan mental guna mencegah berbagai kesulitan dan hilangnya nyawa untuk kondisi yang sebenarnya bisa dihindarkan.

“Depresi adalah suatu isu yang perlu didengar. Karena depresi dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain, pekerjaan, dan kemampuan untuk menjalani kehidupan dengan penuh,” kata Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara dalam siaran persnya, Kamis (06/04/2017).

Ia mengingatkan bahwa depresi bisa terjadi pada siapapun, dalam usia berapapun, dengan latar belakang budaya dan lingkungan seseorang seperti apapun. Tetapi jika dikelola dan diatasi dengan tepat, depresi bisa ditanggulangi atau disembuhkan.

Menurut Khetrapal Singh, depresi kini menjadi isu penting dunia. Karena itu dalam peringatan Hari Kesehatan Dunia (07/04), WHO mengambil tema pada persoalan depresi.

Depresi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kesedihan yang berkelanjutan atau kehilangan nibat dan kesenangan terhadap hal-hal yang tadinya disukai. Bicara tentang apa yang dialami, yang membuat seseorang mengalami depresi, dapat membantu mengatasi depresi itu sendiri.

“Dengan bicara terbuka tentang depresi dan dengan memahami pertanda atau gejala kondisi ini dengan lebih baik, kita akan dapat membantu diri kita jika mengalami gejala seperti depresi. Kita juga bisa lebih menempatkan diri dalam membantu rekan kerja, kawan serta anggota keluarga yang mungkin mengalami depresi,” lanjut Dr Khetrapal Singh.

Meskipun depresi mempengaruhi semua kelompok demografis, remaja dan usia dewasa nuda adalah kelompok yang kerap mengalaminya. Begitu juga perempuan dalam usia produktif (terutama setelah melahirkan) dan mereka yang berusia diatas 60 tahun.

Depresi kerap tampak dalam bentuk gangguan tidur ataupun kehilangan nafsu makan, perasaan bersalah dan tak berguna, lelah dan tidak ingin melakukan apapun. Tanda lain adalah mudah marah, keresahan fisik, penggunaan zat terlarang, penurunan konsentrasi dan pemikiran atau bahkan upaya bunuh diri.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!