27.3 C
Jakarta

Pandemi Covid-19, Lazismu Kota Semarang Tidak Laksanakan Penyembelihan Hewan Qurban

Baca Juga:

SEMARANG, MENARA62.COM – Hari Raya Qurban tahun ini masih menjadi masalah bagi umat muslim, khususnya di kota Semarang. Penyebabnya, pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir mengharuskan masyarakat menghindari kerumunan massa. Padahal dalam Iduladha, kerumunan massa baik untuk shalat ied maupun proses penyemblihan hewan Qurban, tak busa dhindari kerumunan massa.

Belum lagi protokol kesehatan yang harus diterapkan secara ketat, sosial dan physical distancing yang juga harus dilakukan masyarakat.

Lazismu memahami hal ini, oleh karenanya program Qurban di Lazismu tidak melaksanakan penyembelihan hewan sama sekali. Penyembelihan hewan qurban pada hari nahr di lakukan bekerjasama dengan pabrik pengolah daging. Kemudian daging qurban di oleh menjadi rendang dengan kemasan kaleng, semua dilakukan dengan proses manufaktur yang terstandar. Baik di sisi syariah maupun standar kesehatan produksi makanan. Keuntungan pertama menghindari kerumunan bagi shohibul qurban, dan haknya tetap dikembalikan dalam bentuk produk rendang siap saji.

Program inilah yang kemudian oleh Lazismu di berikan tema Qurban untuk Ketahanan Pangan di masa Pandemi Covid-19. Produk rendang kaleng mampu bertahan selama dua tahun dari tanggal produksinya, sehingga tidak habis dalam sewaktu hari nahr saja. Di masa inilah produk rendang dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat. Terutama masyarakat terdampak covid-19 yang hingga saat ini belum reda.

Pada hari Rabu (8/7/20) Lazismu Kota Semarang mengundang seluruh elemen persyarikatan, untuk sosialisasi program tersebut. Sosialisasi dilaksanakan menggunakan media internet, sehingga bisa di akses oleh siapapun tanpa terkendala jarak.

Ketua PDM Kota Semarang, Fahrurrozi turun tangan memberikan pencerahan kepada masyarakat. Dirinya menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan ibadah Qurban, namun harus menjaga agar terhindar dari kemungkinan bahayanya, jika dilaksanakan secara tradisional. Untuk itu disarankan agar shohibul qurban melaksanakan ibadahnya melalui Lazismu, sebagai alternatif guna menghindari kerumunan massa, agar tidak menimbulkan kerawanan.

Dalam sosialisasi tersebut tidak luput juga Direktur Fundrising Lazismu Jawa Tengah, Wahidin Hasan juga di hadirkan. Dirinya memaparkan bahwa rendang kaleng ini menjadi ikon bagi Lazismu, produk ini menjadi solusi praktis ketika ada bencana di Palu Sulawesi, bahkan merambah sampai di Jalur Gaza, Palestina sebagai bantuan kemanusiaan yang disalurkan oleh Lazismu.

Wahidin menekankan produk rendang ini sudah saatnya menjadi ikon bagi Muhammadiyah. Hal ini sangat mungkin terjadi karena jumlah anggota dan partisipan Muhammadiyah cukup banyak dan merata di seluruh Indonesia, sehingga apabila hewan qurban sebagian besar warga Muhammadiyah di jadikan rendang akan terkumpul jumlah yang besar.

Lebih lanjut Wahidin menyampaikan bahwa rendang kaleng ini berfungsi menjadi media promosi efektif terutama bagi pengkurban institusi atau lembaga untuk ikut mensyiarkan lembaga sekaligus syiar qurban. Mereka diberi kesempatan mencantumkan logo dan nama institusi pada kemasan rendang itu. Meski ada persaratan jumlah minimal yang harus terpenuhi. Hal semacam ini di anggap wajar dalam dunia bisnis karena terkait erat dengan pendanaan. Untuk itu dirinya membuka kesempatan seluas luasnya kepada institusi agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Ini hanya terjadi satu kali dalam setahun, demikian selorohnya.

Dalam acara tersebut juga diperkenalkan sebuah rencana pembangunan rumah tahfidz oleh PCM Ngaliyan. Pada moment qurban kali ini direncanakan penyembelihan hewan qurban di lokasi calon di dirikannya rumah tahfidz tersebut. Penyembelihan akan dilaksanakan oleh warga setempat, dan distribusikan kepada warga sekitar. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngaliyan, Anas Hamzah menyampaikan bahwa fihaknya menggalang dana pembangunan bersama Lazismu, PCM mengem-bangkan dakwah di lokasi itu dengan metode baru, yaitu pendidikan al-Qur’an. Hal ini di anggap penting karena latar belakang masyarakat sekitar tergolong rawan. Baik dari sisi ekonomi maupun aqidah.

Sementara itu Ketua BP Lazismu Kota Semarang, Azis Sholeh menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta yang telah hadir mensukseskan acara tersebut. Tidak lupa kepada kedua narasumber yang telah memberikan pencerahan dan solusi atas kegalauan maasyarakat selama ini. Semoga program ini menjadi solusi terbaik bagi shohibul qurban dan menjadi salah satu sumbangsih terbaik Muhammadiyah terhadap masyarakat. (Hasan)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!