JAKARTA, MENARA62.COM — Sikap Kenegarawanan Elit Tetap Punya Pengaruh Penting bagi kehidupan kebangsaan. Apalagi, masalah bangsa ini, sebagaimana hukum kehidupan berbangsa, makin lama makin kompleks. Masalah bangsa itu, merupakan akumulasi masalah sebelumnya dan sekarang terjadi.
“Ketika masalah sekarang tidak bisa dicarikan solusi atas masalah itu, maka akan terjadi akumulasi masalah bangsa,” ujar Prof Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan, dalam konferensi pers Milad ke-108 Muhammadiyah via daring, Senin (16/11/2020).
Haedar mengatakan, Muhammadiyah yang sudah berdiri sebelum republik ini berdiri, telah berkiprah memajukan bangsa dan negara. Kiprah itu antara lain dilakukan melalui berbagai aktivitas, seperti pendidikan, sosial kemasyarakatan, kesehatan, dakwah ke komunitas, termasuk cara berpikir mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Semuanya yang kita lakukan itu, sesungguhnya ingin membawa kehidupan bangsa dan negara kita itu menjadi lebih baik yang dalam bahasa Muhammadiyah berkemajuan,” ujarnya.
Ini tentu merupakan pekerjaan yang tidak hanya dilakukan sekarang, menurut Haedar, semua dilakukan dengan perjuangan yang berat. Semua perjuangan itu, masih menurut Haedar, tidak lain dan tidak bukan, untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Di saat kita menghadapi banyak masalah, kuncinya adalah persatuan Indonesia. Janganka masalah ringan, masalah berat itu biasanya bisa kita hadapi dengan lebih ringan, jika kita bersama,” ujarnya.
Ancaman
Haedar menegaskan, Muhammadiyah memandang salah satu ancaman bangsa Indonesia ke depan, soal persatuan nasional. Saat ini, persatuan politik yang semakin bebas kalau tidak berpijak pada nilai-nilai agama, Pancasila dan kebudayaan bangsa, maka akan semakin mengarah pada kebebasan setiap orang bebas untuk berbuat apapun.
“Jika ekonomi, cenderung liberal. Siapa buat, siapa menang, siapa untung, dan siapa menguasai kehidupan sosial budaya, juga sama lebih-lebih di era sekarang ini, orang cenderung bebas untuk apa saja,” ujarnya.
Di tengah kehidupan yang seperti itu, menurut Haedar, Muhammadiyah ingin hadir menjadi pemberi solusi. Muhammadiyah mengajak seluruh bangsa, untuk menjadi bagian dinamika demokrasi, dengan tetap menjaga keselamatan dan masa depan bangsa itu.
“Itu berada di pundak kita, pemerintah, DPR dan semua institusi negara, perlu memiliki tanggung jawab politik yang semakin tinggi. Bahwa masa depan bangsa, tergantung pada sikap kenegarawanan,” ujarnya.
Sikap kenegarawanan itu, menurut Haedar, jiwa, pikiran dan tindakan yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Semangat ini, harus terus digelorakan.
“Kami di Muhammadiyah, akan terus itu menggelorakan itu. Kita tidak bisa sendiri dalam mengatasi semua masalah. Tetapi kalau kita merasa sebagai sebuah bagian dari bangsa ini, dalam semangat persatuan Indonesia, berpikir tidak ada masalah yang tidak terpecahkan jika kita tidak tidak bercerai berai,” ujarnya.
Pada bagian akhir, Haedaer mengatakan, di atas prinsip kesatuan terpikir itulah, yang menjadi komitmen Muhammadiyah. Ia berharap, mudah-mudahan pesan ini juga menjadi komitmen bersama seluruh komponen bangsa, termasuk yang ada di pemerintahan, termasuk dalam kekuatan kekuatan politik di negeri tercinta.