JAKARTA, MENARA62.COM – Tingkat melek media siswa-siswa di DKI Jakarta masih sangat rendah. Salah satu indikasinya adalah mudahnya siswa untuk percaya pada berita hoax bahkan ikut menyebarkannya melalui media-media sosial mereka.
Karena itu, upaya meningkatkan literasi media di kalangan siswa, dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa peningkatan literasi media kepada siswa SMK Negeri 49 Jakarta.
“Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini mengambil fokus permasalahan mengenai maraknya pemberitaan hoax yang beredar melalui media sosial seperti Instagram, WhattApp, Facebook maupun Twitter,” kata Vania Utamie Subiakto, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana dalam siaran persnya, Selasa (2/2/2021).
Menurutnya beredarnya berita hoax dikarenakan masih kurangnya kemampuan melek media internet masyarakat terutama pada generasi milenial di Kota Administrasi Jakarta Utara. Kondisi tersebut membutuhkan peran semua elemen masyarakat untuk ambil peran ikut mengatasinya. Karena pemerintah dalam hal ini Pemkot Jakarta Utara tentu tidak bisa sendiri mengatasi berita yang sifatnya menghasut.
Dalam kegiatan tersebut para dosen berupaya memberikan pemahaman literasi media, untuk meningkatkan kapasitas kemampuan siswa dalam mengantisipasi pemberitaan hoax sekarang ini. Penerapan melek media ini menjadi solusi untuk meminimalisir beredarnya berita hoax.
Lebih lanjut Vania mengatakan penggunaan media sebagai imbas dari kecanggihan internet saat ini juga menjadikan sumber informasi yang semakin cepat dan mudah bagi seseorang mengaksesnya. Dan internet merupakan bentuk komunikasi yang kita tak bisa diabaikan oleh masyarakat khususnya pada generasi milenial yaitu siswa-siswi SMK Negeri 49 Jakarta.
Data Asosiasi Jasa Internet Indonesia menunjukkan saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 137 juta orang. Pengguna internet di Indonesia didominasi oleh pengguna media sosial, hingga Indonesia disebut sebagi “Negara Twitter” dan“Negara Facebook”. Hal tersebut menunjukkan bahwa internet dan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Pengguna internet dengan karakteristik usia anak-anak (rentang usia 10-14 tahun) adalah sebanyak 768 ribu. Kondisi seperti ini, menjadikan pengguna internet yaitu siswa-siswi lebih mudah dan lebih cepat dalam memperoleh informasi kapan pun dan dimanapun berada. Oleh karena itu, Untuk mengembangkan kapasitas siswa siswi SMKN 49 Jakarta dalam membangun literasi media dari pemberitaan hoax berbasis teknologi perlu dilakukan aksi literasi media sebagai solusi dalam memberantas dan mengontrol penyebaran informasi yang didapatkan oleh siswa-siswi SMKN 49 Jakarta di dalam media sosial saat ini.