32.9 C
Jakarta

Kunci Sekolah Hebat Bertahan di Tengah Pandemi

Baca Juga:

 

SOLO, MENARA62.COM – Kunci sekolah bertahan di tengah pandemi adalah sekolah yang tidak pernah berhenti berinovasi. Selalu menjawab tantangan, tidak merasa puas dengan pencapaian hari ini. Karena puas itu berarti kita berhenti untuk berproses dan berhenti untuk meningkatkan kompetensi yang ada.

Karena setiap zaman memiliki masalah dan juga tantangan sendiri. Untuk itu jangan pernah lelah berinovasi, kreatif itu penting tidak harus hebat tetapi harus berproses.

“Karena hebat itu adalah ketika kita berproses tak pernah berhenti. Sekolah-sekolah yang gagal itu adalah sekolah yang cukup sudah puas dengan kondisinya hari ini. Ia berhenti berproses untuk menjadi lebih baik menjawab tantangan yang ada,” ujar Widyaiswara Erna Indarwati SE MPd dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi Widyaiswara melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah Tahap 2 di Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) di Kantor Pusat Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).

Dampak pandemi Covid-19 dirasakan sekolah yang berupaya menghadapi berbagai tantangan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di tengah masa kenormalan baru. Dalam kegiatan yang digelar menerapkan protokol kesehatan, peserta harus membawa surat tugas, biodata, hasil Rapit Test Antigen negative.

Sementara itu, Widyaiswara Drs Gatot Dwi Admaji ST MPd mengatakan dia membayangkan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta bagaimana bentuk 30 tahun ke depan dan bagaimana profilnya nanti. “Apakah bisa mengikuti perkembangan zaman yang notabene SD yang background agama,”ungkap Gatot DA.

Albert Einstein, seorang ilmuwan mengatakan “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh” disini pentingnya agama untuk mendasari ilmu pengetahuan dan perlunya ilmu dalam pengamalan agama.

“Ke depan tentunya perubahan-perubahan ini kita tidak tahu. Nah di situ dikawal oleh para orang yang notabene apakah mampu mengikuti perkembangan zaman. Kita tidak tahu apa yang terjadi dan perubahan itu,” kata Gatot, yang usianya hampir 60 Tahun.

“Kita tidak tahu apa perubahan-perubahan. Dan perubahan perubahan itu tidak hanya sekedar terencana. Kadang-kadang perubahan-perubahan itu mendadak dan insidental. Serta kita tidak menyangka perubahan-perubahan itu,”imbuhnya.

“Kita harus siap. Ternyata SD Muhammadiyah 1 berusia 85 tahun telah teruji zaman dengan inovasi e-Money,”pungkasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!