PABELAN, MENARA62.COM-Magang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) atau yang biasa dikenal dengan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) pada periode 1 ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi. Di era pandemi ini magang didesain menjadi Magang Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Observasi Budaya Belajar (Magang OPP-OBB).
Dijelaskan oleh Dekan FKIP UMS, Prof. Harun Joko Prayitno bahwa magang kali ini secara utuh dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu magang Observasi Pembelajaran (OPP) dan Magang Observasi Budaya Belajar (OBB). Baik yang dapat dilaksanakan di lingkungan pendidikan informal, nonformal, maupun pendidikan formal selama masa pandemi yang dimulai pada 2 – 15 Februari 2021.
Secara lebih detail kata Harun, implementasi magang awal PLP-1 yang diadaptasi ke dalam observasi OPP dan OBB masa pandemi ini dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk yakni antara lain seperti, OPP di sekolah, OPP di rumah guru (siswa yang belajar ke rumah guru), OPP di rumah siswa (guru home visit ataupun OPP di rumah siswa dan yang mengajar ialah orang tua siswa atau wali maupun siswa belajar sendiri.
Ia menambahkan bahwa magang PLP 1 ini sekaligus untuk memperkuat karakter dan budaya belajar mahasiswa karena bentuk magang ini diperluas menjadi penyiapan pengenalan budaya belajar antara lain, melalui OBB non mengajar di sekolah (yang melaksanakan pembelajaran secara luring), OBB non mengajar di rumah siswa, OBB di rumah guru (yang melaksanakan secara daring).
Total mahasiswa yang ikut PLP 1 ini, kata Harun, sebanyak 2.015 mahasiswa yang semuanya adalah mahasiswa semester IV. Selanjutnya mereka diterjunkan ke 1.037 lokasi pendidikan baik itu pendidikan formal, informal maupun non formal yang berada di berbagai provinsi di Indonesia dan Thailand.
Adapun provinsi-provinsi tersebut kata dia yakni, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Kepulauan Babel, Lampung, NTB, Riau, Sulbar, Sulsel, Sumbar, Sumsel, Sumut, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Mereka yang di Thailand itu kami tempatkan di Provinsi Yala,” ujarnya.
Program seperti ini menurutnya merupakan salah satu aspek penting dalam menyiapkan calon guru profesional holistik bagi para mahasiswa LPTK. “Proses pendidikan calon guru yang desain pembelajarannya mampu menyiapkan lulusannya memiliki kompetensi untuk hidup, kehidupan, penghidupan, dan untuk berpenghidupan dalam konteks pendidikan secara luas,” katanya.
Ia juga menjabarkan, pilar kompetensi pendidikan holistik ini sangat penting dalam kaitannya dengan konteks implementasi MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). “Harapan kami lulusan FKIP UMS memiliki daya juang yang tangguh dan mampu beradaptasi dalam konteks pendidikan global,” tandasnya. (B N/*).