JAKARTA – Puluhan massa dari Aliansi Buruh Indonesia (ABI) melakukan aksi demo di perempatan jalan arah Bundaran Hotel Indonesia dan gedung Komisi Pemilihan Umum di Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, Jumat (10/8). Aksi yang diwarnai dengan yel-yel dan spanduk tersebut intinya menolak politisasi kaum buruh yang dilakukan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
“Politisasi buruh sangat terlihat saat KSPI melakukan longmarch mendukung kandidat satu capres cawapres,” tutur Doni, koordinator ABI.
Menurut Doni, tidak semestinya buruh yang berjuang murni untuk kepentingan pekerja, keluar rel dengan melakukan dukungan terhadap salah satu capres. Lebih baik organisasi buruh melakukan hal-hal bermanfaat bagi kesejahteraan buruh.
Aksi yang berlangsung sekitar pukul 14.30 WIB tersebut sempat mendapatkan pengawalan dari aparat kepolisian. Aksi tersebut hanya berlangsung singkat, dan kemudian dibubarkan karena dikhawatirkan akan terjadi bentrokan dengan pendukung Prabowo yang saat itu mengantarkan dukungannya ke kantor KPU.
Dalam aksi tersebut para buruh membentangkan spanduk besar bertuliskan “Terima Kasih Jokowi Presiden-Ku”.
Doni menilai bahwa tidak semua kebijakan Jokowi merugikan buruh. Perbaikan infrastruktur terutama jalan harus diakui berkontribusi besar terhadap tingkat kesejahteraan buruh.
Menurut Doni apa yang dilakukan KSPI dengan mendukung capres cawapres bukanlah cerminan seluruh buruh Indonesia. Bahkan tidak semua organisasi buruh dibawah federasi KSPI sejalan dengan KSPI.
“Biarkan kaum buruh menentukan pilihannya sendiri dalam Pilpres mendatang. Jangan ditekan, jangan dipaksa,” tegas Doni.
Doni berharap parapimpinan organisasi buruh termasuk Said Iqbal, Ketua KSPI untuk tidak membawa gerakan buruh dalam poros pilpres 2019.
“Kita melihat dalam pilpres 2019, kita menyayangkan para pimpinan-pimpinan buruh, organisasi-organisasi buruh, yang menjual gerakan buruh hanya untuk demi kepentingan pribadi jabatan dan kedudukan,” tutupnya.