JAKARTA, MENARA62.COM – Pameran industri kimia, farmasi dan bioteknologi – ACHEMA kembali akan digelar di Frankfurt, Jerman. Event yang melibatkan pelaku industri berbagai sektor dari lebih 50 negara tersebut digelar di Frankfurt Fairground pada 22 sampai 26 Agustus 2022. ACHEMA 2022 akan menjadi tempat dimana pelaku industri dapat bertukar informasi dan membangun koneksi secara tatap muka.
“Setelah ‘kekeringan’ yang berjalan lewat dua tahun ini, kebutuhan untuk pertemuan intensif dari segi teknis dan secara langsung sudah tidak dapat dipungkiri lagi,” ujar Dr. Thomas Scheuring, CEO DECHEMA Ausstellungs-GmbH di sela acara Regional Conference ACHEMA 2022, Kamis (16/6/2022). Kegiatan Regional Conference menjadi bagian dari upaya DECHEMA untuk memperkenalkan gelaran ACHEMA 2022. Hadir sebagai narasumber Stephan Blocks, Market Research & Development Advisor, Olivia Noor, Head of Market Entry, Marolop Nainggolan, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kemendag, Andreas Konert, Head of Business Development & Sales ACHEMA dan Randy H. Teguh, Sekjen GAKESLAB.
Thomas mengatakan sampai saat ini tercatat lebih dari 2.000 eksibitor telah mendaftarkan diri guna memperkenalkan produk, solusi dan jasa layanan mereka yang beragam. Ini menjadi bukti bahwa antusiasme industri untuk mengikuti pameran ACHEMA sangat tinggi.
ACHEMA 2022 adalah pameran yang sangat relevan untuk Indonesia dalam perjalanannya menuju era industri 4.0. Produsen dan penyedia layanan dari hampir 50 negara dari sektor kimia, farmasi, bioteknologi, energi dan lingkungan hidup akan mempresentasikan produk mereka. Tentunya dengan teknologi terbaru yang hanya dapat dilihat di pameran dagang terkemuka ini.
Adapun seminar hari ini dengan ACHEMA 2022 diharapkan dapat mengantar Indonesia menuju era industri 4.0. Diselenggarakan oleh Perkumpulan Ekonomi Indonesia Jerman (EKONID) dan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJEN) dan Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (GAKESLAB), acara hari ini mengangkat topik: “Indonesia 4.0: Prospek dan Tantangan Industri Pengolahan di Indonesia”, “Sektor Kesehatan Indonesia: di Jalan Menuju Industri 4.0” dan“ACHEMA 2022: Forum Dunia untuk Industri Pengolahan”.
“ACHEMA 2022 bertujuan untuk menginspirasi hubungan yang berkelanjutan dalam industri pengolahan dan sains. Setelah dua tahun pandemi, saya sangat senang dapat berada di sini, di jantung kawasan Asia-Pasifik yang sedang berkembang pesat untuk secara pribadi mengundang Anda ke acara utama kami langsung di Frankfurt, Jerman. Bergabunglah dengan kami untuk pembaruan inovasi yang telah lama ditunggu-tunggu, membangun jejaring lintas-industri global dan melihat teknologi yang belum pernah Anda lihat sebelumnya,” ujar Andreas Konert, Head of Business Development & Sales di DECHEMA Ausstellungs-GmbH lewat kunjungannya ke Jakarta pada hari Kamis, 16 Juni 2022.
Selain itu, di tahun ini untuk pertama kalinya, ACHEMA akan mengintegrasikan acara Kongresnya ke dalam program pameran. Seluruh sesi kongres akan dilaksanakan langsung di atas panggung di lantai pameran atau di sekitar grup eksibitor. Perubahan lain pada acara Kongres di tahun ini adalah jumlah tema pembahasan yang dinaikkan menjadi lima dari tiga di tahun-tahun sebelumnya.
Sesi utama harian untuk setiap tema akan memiliki topik tambahan yang akan dibahas lebih dalam guna memastikan bahwa semua topik yang mendorong pengembangan industri pengolahan mendapat bagian. Melalui pameran fisik dan integrasi yang lebih dekat dari berbagai komponen yang ada, ACHEMA 2022 dapat memberikan perspektif 360 derajat yang lengkap tentang semua tren dan teknologi dalam industri pengolahan.
Dampak Positif bagi Pelaku Bisnis
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag, Marolop Nainggolan berharap keterlibatan para pelaku industri pada aktivitas pameran di luar negeri seperti ACHEMA dapat memberikan dampak positif bisnis bagi pelaku usaha dan industri dalam negeri.
“Kemendag berharap semua aktivitas pameran diluar negeri bisa mendapatkan bisnis yang baik. Sebab ekspor tanpa promosi tidak bisa terjadi. Biasanya dari pameran jadi tempat penting network makin baik,” katanya.
Ia juga mengharapkan industri dalam negeri bisa masuk pasar Eropa terutama Jerman karena memiliki market yang besar.
Menurut Marolop Nainggolan, produk alat kesehatan 90 persen adalah impor. Hal tersebut terjadi karena banyak pengusaha yang tidak mengetahui potensi pasar yang sangat besar khususnya Jerman.
“Potensi cukup besar masalahnya tidak punya produk untuk di ekspor. Kita masih produksi alat kesehatan sederhana tempat tidur sarungtangan.Pengusaha terlalu banyak nyaman di dalam negeri. Sarankan kalo sudah kuat ekspor. Kami akan tunjukkan pasar di luar negeri,” tutupnya.