31.7 C
Jakarta

Ahmad Padhil : Sistem K3 di Sektor UMKM Masih Terabaikan

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih terabaikan. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2022, angka kecelakaan kerja di sektor UMKM mencapai lebih dari 265 ribu kasus. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan menyerap hampir seluruh tenaga kerja di Indonesia.

Sektor UMKM ini menghadapi keterbatasan besar dalam hal penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keterbatasan Sektor UMKM meliputi minimnya pemahaman hingga kurangnya sistem pendukung.

Hal itu diungkapkan Dr Ir Ahmad Padhil, ST, MT, ASEAN Eng, Alumni Program Studi Doktor Rekayasa Industri, Fakultas Tenologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Ruang Sidang Dekanat, Selasa (26/8/2025). Lulusan perdana DRI UII ini menyelesaikan studi 2,5 tahun dan meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) 4,00 atau dengan predikat Suma Cumlaude.

Saat memaparkan hasil penelitiannya, Ahmad Padhil didampingi Prof Dr Ir Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, SCOR_P, Ketua Program Studi Doktor Rekayasa Industri FTI UII dan Dekan FTI UII, Prof Dr Ir Hari Purnomo, MT, IPU. Ahmad Padhil mengangkat judul desertasi ‘Pengembangan Model Strategi Pencegahan dan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.’

Berawal dari kondisi UMKM yang memprihatinkan tersebut, Ahmad Padhil menyusun sebuah pendekatan yang menyeluruh dan kontekstual dalam menyusun strategi K3 bagi UMKM. Ahmad Padhil mengembangkan sebuah model yang mengintegrasikan pendekatan Makroergonomi dengan pendekatan Human Factors Analysis and Classification System (HFACS). Pendekatan Makroergonomi meliputi desain sistem kerja yang mempertimbangkan aspek manusia, organisasi, dan teknologi.Tujuannya untuk mengidentifikasi faktor manusia dalam kecelakaan kerja.

Hasil penelitiannya, menghasilkan model strategi pencegahan dan perlindungan K3 yang adaptif dan aplikatif, berbasis pada realitas sosial, budaya, dan ekonomi UMKM di Indonesia. “Model ini tidak hanya menitikberatkan pada pencegahan teknis, tetapi juga pada penguatan budaya keselamatan, partisipasi pekerja, serta edukasi berbasis komunitas. Ahmad juga membuktikan validitas modelnya melalui pendekatan statistik (SEM-PLS) dan konfirmasi pakar melalui triangulasi,” kata Ahmad Padhil.

Disertasi ini, tambah Ahmad Padhil, tidak hanya menawarkan solusi teknis, tetapi juga gagasan transformatif yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDG 3 tentang kesehatan dan SDG 8 tentang pekerjaan layak. Penelitian ini menegaskan bahwa peningkatan keselamatan kerja di sektor UMKM bukan hanya persoalan alat pelindung diri, tetapi juga persoalan sistem, budaya, dan partisipasi.

“Dengan model ini, UMKM Indonesia dapat melangkah lebih maju, tidak hanya dari sisi produktivitas, tetapi juga dari sisi keamanan dan kesejahteraan tenaga kerjanya,” harap Ahmad Padhil.

Ketua Program Studi Doktor Rekayasa Industri FTI UII, Elisa Kusrini, mengatakan hasil penelitian ini tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada dunia industri dan masyarakat. Selain itu, hingga tahun 2025 ini DRI UII memiliki telah memiliki enam angkatan dengan jumlah mahasiswa mencapai 64 orang, terdiri dari 54 akademisi dan 11 profesional dari berbagai sektor industri. “Keberagaman latar belakang mahasiswa menjadi nilai tambah tersendiri,” kata Elisa.

Elisa Kusrini menjelaskan para akademisi berasal dari 31 perguruan tinggi di Indonesia, mulai Batam Kepri hingga Sorong Papua. Hal ini menjadikan DRI UII sebagai pusat pengembangan riset unggulan. Sedangkan mahasiswa dari kalangan profesional menghadirkan perspektif nyata dari dunia industri, mulai dari manufaktur, energi, logistik, hingga teknologi. Sinergi keduanya melahirkan suasana akademik yang dinamis, inovatif, dan solutif.

“DRI UII berkomitmen menghadirkan program doktor yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada dunia industri dan masyarakat. Kehadiran 64 mahasiswa dari enam angkatan ini menunjukkan kepercayaan yang semakin tinggi terhadap kualitas DRI UII,” kata Elisa.

Sementara Dekan FTI UII, Prof Dr Ir Hari Purnomo, MT, IPU, mengapresiasi capaian Ahmad Padhil sebagai lulusan perdana, tepat waktu dengan IPK 4,00. Selain itu, Hari Purnomo juga mengapresiasi produktivitas tulisan di jurnal berkualitas.

“Meskipun dia lulus tepat waktu, tetapi publikasinya tidak abal-abal. Sudah ada tujuh tulisan yang terbit di jurnal bereputasi dan masih ada dua tulisan sedang dalam proses penerbitan. Jadi totalnya sembilan tulisan meskipun lulusnya tepat waktu,” kata Hari Purnomo. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!