BANDUNG, MENARA62.COM — Ahmad Syaikhu akan pimpin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga lima tahun mendatang. Kepastian ini setelah ada penetapan Ahmad Syaikhu sebagai Presiden PKS periode 2020-2025 dalam sidang Musyawarah Majelis Syura PKS di Bandung, Jawa Barat, Senin (5/10/2020).
Syaikhu berharap, ia bisa menjalankan amanah memimpin PKS lima tahun ke depan.
“Agar Amanah ini Bukan Sebuah Dongeng Izinkan saya untuk mengucap Innalilahi wa Innailaihi Rooji’un,” kata Syaikhu di akun Twitternya @syaikhu_ahmad, Senin (5/10/2020).
“Membayangkan rintangan dan tantangan yang @PKSejahtera hadapi ke depan. Juga bangsa dan negara ini. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita,” tulisnya lagi.
Ahmad Syaikhu menggantikan Mohamad Sohibul Iman. Saat yang bersamaan, Habib Aboe Bakar Alhabsyi menggantikan Mustafa Kamal sebagai Sekretaris Jenderal.
Proses itu dilakukan dalam pemilihan Pengurus PKS masa bakti 2020-2025 yang berlangsung dalam sidang Musyawarah Majelis Syura PKS di Bandung. “Sidang Musyawarah Majelis Syura berjalan dengan lancar. Para anggota Majelis Syura PKS yang hadir telah melaksanakan kewajiban syuranya secara baik dan memilih kader-kadernya untuk penugasan menjayakan partai di 5 tahun kedepan,” kata Habib Salim lewat keterangan persnya yang diterima Menara62.com, Senin siang.
Sedangkan Habib Salim Segaf Aljufrie terpilih kembali sebagai Ketua Majelis Syura (MS). Habib Salim Segaf Al Jufri pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI periode 2009-2014. Pada kepengurusan PKS 2015-2020, lalu Habib Salim terpilih menjadi ketua Majelis Syura menggantikan KH Hilmi Aminuddin.
Sidang musyawarah juga memutuskan Mohamad Sohibul Iman, Ahmad Heryawan dan Suharna Surapranata sebagai wakil ketua Majelis Syura. Sementara Untung Wahono didapuk sebagai sekretaris Majelis Syura.
Posisi lain, Suswono menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP), Ustadz Surahman Hidayat sebagai Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP), dan Mahfudz Abdurrahman sebagai Bendahara Umum DPP.
Tidak mudah
Periode lima tahun kedepan, tampaknya memang tidak mudah bagi PKS. Apalagi, isu perpecahan di tubuh partai dakwah ini, tampaknya sudah menjadi kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Mantan Sekjend PKS sejak partai ini lahir dengan nama Partai Keadilan, Ustadz Anis Matta, yang mendirikan parpol baru, tampaknya akan membuat tugas Syaikhu tidak ringan. Perpecahan, itu telah menjadi pembelahan yang memang amat rawan. Jika tidak berhati-hati dalam mengelola dan menahkodai kapal PKS ini, maka bukan tidak mungkin kapal partai dakwah ini akan karam, dan sulit melanjutkan pelayarannya dalam pentas politik nasional.
Paling tidak, inilah yang diungkapkan oleh Sujarwoko, salah satu kader partai dakwah ini yang cukup punya informasi karena sebelumnya bekerja di sekretariat PKS. Ia bersama istri dan sejumlah kenalan dan jaringannya, telah menyeberang ke kapal baru yang dipimpin Ustadz Anis Matta.
Sebagai catatan, Anis Matta merupakan salah satu pendiri Partai Keadilan yang dideklarasikan di Jakarta, 20 Juli 1998. Kini ia memimpin Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.