YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menjadi tuan rumah pada kegiatan Seminar Pra Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang mengangkat tema ‘Arsitektur Gerakan Perempuan Berkemajuan’, Kamis (14/4). Acara yang berlangsung secara hybrid ini menghadirkan tujuh narasumber yang berkompeten di bidangnya untuk berbicara mengenai gerakan perempuan berkemajuan.
Warsiti, Rektor UNISA Yogyakarta dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa tema ‘Arsitektur Gerakan Perempuan Berkemajuan’ adalah sebuah tema yang sangat tepat pada situasi wacana keIslaman yang berkembang akhir-akhir ini. “Situasi wacana keislaman yang berkembang di masyarakat kita sudah mulai didominasi oleh kelompok tertentu yang gerakan ini disebarluaskan secara masif melalui media sosial yang tidak mengenal batas ruang waktu, sehingga kita sering mendengar fenomena hijrah yang cenderung kita saksikan di beberapa media sosial dan dimaknai secara instrumentatif melalui simbol-simbol fisik saja,” ujar Warsiti.
Fenomena tersebut ucap Warsiti bahkan juga memunculkan kecenderungan bagi perempuan untuk memilih tidak melanjutkan studi atau berhenti dari pekerjaannya dan memilih berada di lingkungan domestik yang bersifat inklusif dan cenderung menganggap praktik Islam yang lain tidak sesuai. “Hal ini bisa berakibat pada kerentanan posisi perempuan baik secara ekonoi sosial maupun budaya di tengah budaya partriakis saat ini,” tegas Warsiti.
‘Aisyiyah disebut Warsiti mengusung gagasan Islam perempuan berkemajuan telah merespon tantangan tersebut melalui rumusan risalah perempuan berkemajuan yang sesuai dengan misi dakwah ‘Aisyiyah yang mendorong perempuan muslim sebagai perempuan Islam yang berkemajuan. Lebih lanjut, menurut Warsiti melalui seminar ini akan dipetakan nilai dasar dan karakteriskik gerakan perempuan muslim berkemajuan, mengidentifikasi tantangan, dan mengelaborasi peta jalan perempuan muslim berkemajuan yang menjadi tujuan seminar ini dilaksanakan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam keynote speechnya menyampaikan bahwa berbicara mengenai arsitektur gerakan perempuan, arsitektur berdasarkan katanya menunjukan sebuah proses perencanaan dalam bangunan kontruksi yang kokoh, artistik, indah yang menunjukan kemajuan. Menurutnya, Muhammadiyah ‘Aisyiyah memandang penting bagaimana bangunan gerakan perempuan berkemajuan ini dan harus dilihat dari berbagai aspek yang sama sama ingin mengkontestasi dan ingin mengaktualisasikan bagaimana perempuan menjadi manusia yang bermanfaat.
Noordjannah menyebut bahwa gerakan perempuan berkemajuan secara genuine telah digagas dan menjadi perhatian yang sudah berjalan satu abad lebih dari gerakan perempuan Muhammadiyah yakni ‘Aisyiyah. Noordjannah juga menyampaikan bahwa bagi ‘Aisyiyah, perempuan berkemajuan adalah alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara struktur maupun kultural. “’Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah yang dihadirkan untuk mewujudkan kehidupan perempuan berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan yang memiliki martabat dan perlakuan yang sama mulia dengan laki-laki tanpa diskriminasi yang berbasis nilai ajaran Islam.” (Suri)