29.8 C
Jakarta

Aisyiyah Purworejo Berikan Pemahaman Soal TB HIV

Baca Juga:

PURWOREJO, MENARA62.COM -– Aisyiyah Purworejo berikan pemahaman soal TB HIV. Pimpinan Daerah `Aisyiyah Kabupaten Purworejo melalui Sub-Sub Recipient (SSR) TB HIV Care `Aisyiyah Kabupaten Purworejo, mengadakan Capacity Building of Civil Society Organization (CSO) di Pendopo Hotel Suronegaran Purworejo pada Kamis – Sabtu (11-13/10).

Agenda yang membahas isu penyakit TB HIV ini, menghadirkan Siti Nurhayati, Kepala program, yang memberikan tips dan pemahaman untuk meningkatkan kapasitas CSO terkait penanggulangan penyakit TB HIV. Penjelasannya memberikan sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan advokasi, fund raising dan kampanye media.

“CSO diikutkan dalam agenda ini karena merupakan bagian yang penting dari proses perencanaan, penganggaran di daerah serta akuntabilitas. Langkah ini ditujukan guna memberikan pemahaman terkait peningkatan kapasitasnya terkhusus penyakit TBC pencegahan hingga penanggulangan,” ujar Siti Nurhayati.

Kegiatan CSO ini antara lain diikuti peserta dari perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purworejo, Pimpinan Daerah `Aisyiyah (PDA) Purworejo, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Purworejo, Pemerhati Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Purworejo, Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Purworejo, Persatuan Perawat Nasional indonesia (PPRNI) Purworejo, Rumah Sakit Umum `Aisyiyah (RSUA) Purworejo dan SSR.

Kerja sama

Murni Rahayu Fasilitator sekaligus Ketua Lembaga Kebudayaan PDA Purworejo mengatakan, program SSR TB HIV Care ini merupakan program kerja sama yang ada di tingkat Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dengan Global Fund, kemudian diturunkan hingga tingkat Daerah di Kabupaten Purworejo.

“Kami sangat mendukung sekali salah satu rangkaian program kali ini. Karena penanganan TB HIV ini membutuhkan dukungan yang sangat banyak dari semua elemen. Dimana ketika pada saatnya nanti dukungan dana menipis, sudah terjalin komunikasi dengan berbagai elemen yang dalam koalisi dapat terus lanjutkan program ini. Tentunya, dapat mewujudkan tujuan yang diinginkan program ini melalui berbagai MoU dan peran serta media,” ujar Murni Rahayu.

Ia menjelaskan, agenda yang telah terlaksana sebelumnya, Pelatihan Kader Investigasi Kontak, Filantropi yang diharapkan kedepannya dapat dibentuk tim advokasi dan tim fundraising serta agenda lanjutan dengan materi manajemen programm dan manajemen voluntir.

Berdasarkan data WHO tahun 2010, Indonesia menempati No. 5 dalam kasus TB HIV dan meningkat pada tahun 2015, menempati No. 2 tingkat dunia.

“Harapannya, dapat semakin meningkatkan kapasitas CSO agar dapat advokasi perencanaan hingga penganggaran daerah. Tujuannya, agar penanganan yang ada dapat memutuskan mata rantai TB HIV dengan maksimal, tidak sampai ada yang meningkat kronis atau meninggal,” ujar Siti Nurhayati.

Penulis: Akhmad Maulidin Musdani

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!