PONOROGO, MENARA62.COM – Kementerian Kesehatan dorong para santri menjaga kesehatan melalui program Pesantren Sehat. Program tersebut intinya mengajak para santri menjaga kesehatan tidak hanya dirinya sendiri tetapi juga lingkungan sekitar.
Dalam siaran persnya saat mengunjungi Universitas Darussalam Gontor, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Wiendra Waworuntu mengatakan pesantren adalah tempat berkumpulnya anak-anak dalam satu lingkungan yang begitu besar dengan kerapatan kontak fisik yang tinggi.
“Penerapan program pesantren sehat dilakukan untuk mencegah terjadinya faktor-faktor risiko pada warga pesantren. Faktor risiko tersebut dapat berupa penyakit kulit, diare, ISPA, pneumoni, dan TBC,” kata dr Wiendra, Sabtu (23/11/2019).
Pesantren sehat lanjutnya merupakan upaya memberikan perlindungan sekaligus pelayanan kesehatan secara komprehensif. Tidak hanya kesehatan untuk diri sendiri tetapi juga bagaimana menjaga PHBS dan lingkungannya juga sehat.
“Tentunya kami akan sangat concern selain dari pada PHBS yang ada di pesantren, juga sanitasi dan lingkungannya juga,” ucap dr. Wiendra.
Sebagai contoh, kata dr. Wiendra, Kemenkes mempunyai program pada pesantren sehat ini adalah bagaimana supaya anak itu tidak menderita TBC. Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat mengharapkan santri putra dan putri yang positif TBC tidak dipulangkan sebelum dilkukan perawatan, karena pasien itu bisa sembuh dan sehat asal dia minum obat secara teratur.
Kemenkes melakukan screening TBC pada santri seperti yang dilakukan di Pesantren Darussalam Gontor.
“Kami juga screening untuk deteksi dini, sehingga harapan kita bahwa di Ponpes ini kesehatan anak itu terjaga, Sehingga nantinya menghasilkan kualitas hidup santri yang sehat di Ponpes ini,” kata dr. Wiendra.
Selain itu, kebersihan makanan dan kualitas air perlu dijaga. Ia menambahkan Dinas Kesehatan setempat harus memonitoringnya, biasanya 6 bulan sekali kalau untuk air.
“Sebenarnya di pesantren-pesantren itu harus ada kadernya, baik itu kader Kesehatan Lingkungan, kader TBC, kader gizi, itu sangat penting,” tutup dr. Wiendra.