Negara-negara dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia saat ini, sedang menimbang biaya dan manfaat AI. Hampir satu triliun dolar, itulah jumlah yang diperkirakan akan dihabiskan oleh perusahaan-perusahaan teknologi untuk membangun industri kecerdasan buatan dalam beberapa tahun ke depan.
Mereka pun sudah gencar mempromosikan tentang penggunaan AI, bahkan banyak yang sudah diluncurkan dan siap digunakan oleh masyarakat.
Para pendukung teknologi ini mengatakan bahwa AI akan meningkatkan produktivitas, mendongkrak pendapatan, dan merevolusi ekonomi global. Namun, semakin banyak investor yang khawatir bahwa AI tidak akan memberikan keuntungan besar seperti yang mereka harapkan, paling tidak dalam beberapa waktu ke depan.
Para kritikus juga memperingatkan bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan manusia dan memperdalam ketidaksetaraan. Seruan untuk membuat kebijakan yang dapat meningkatkan potensi AI untuk kepentingan seluruh umat manusia semakin meningkat.
Potensi
Teknologi kecerdasan buatan (AI) disebut-sebut memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global melalui peningkatan produktivitas, inovasi, dan efisiensi operasional. Namun, para ahli mengingatkan bahwa potensi ini hanya dapat tercapai jika AI diimplementasikan secara matang dan inklusif.
AI dinilai mampu mengotomatisasi berbagai tugas, menciptakan produk dan layanan baru, serta mengurangi biaya operasional perusahaan. Contohnya, teknologi ini telah diterapkan pada sektor manufaktur, logistik, dan layanan kesehatan, yang menghasilkan efisiensi tinggi dan penghematan besar. Selain itu, AI juga diperkirakan dapat membantu mengatasi tantangan global, seperti perubahan iklim dan krisis pangan.
Meski demikian, kekhawatiran muncul terkait ketimpangan ekonomi yang mungkin terjadi akibat dominasi perusahaan besar dalam pengembangan teknologi ini. Pekerja tradisional yang tergantikan oleh otomatisasi juga berisiko tertinggal tanpa keterampilan baru yang relevan.
Kritik lain mengarah pada penggunaan AI yang dinilai berlebihan atau sekadar mengikuti tren tanpa dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi. Masalah regulasi dan etika, seperti bias algoritma dan privasi data, turut menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Sejumlah pakar menilai, meskipun AI memiliki potensi besar, dampak nyatanya bergantung pada kesiapan masyarakat, kebijakan pemerintah, dan adopsi teknologi di berbagai sektor. Seiring perkembangan teknologi ini, perlu diupayakan agar manfaat AI dapat dirasakan secara luas dan merata.
Bagaimana dengan anda?