BONN, JERMAN, MENARA62.COM — Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Albert Arnold Gore Jr. (Al Gore) mengapresiasi upaya penyelesaian persoalan hutan dan lahan gambut yang menjadi komitmen Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya mengendalikan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Indonesia jelas merupakan salah satu negara penting di dunia, negara yang juga sama seperti negara saya yang juga terdampak perubahan iklim dari peningkatan muka air laut, badai yang semakin kuat, kerusakan subsistem agrikultur dan banyak lagi,” katanya di Pavilun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 23 di Bonn, Jerman, Jumat (10/10), seperti dilansir Antara.
Namun, ia mengatakan, komitmen Pemerintah Indonesia untuk menggunakan energi terbarukan dan terutama perhatian dalam menyelesaikan persoalan hutan dan lahan gambut yang telah terkonversi menjadi perkebunan sawit, terlihat.
“Pemerintah Indonesia mengambil upaya untuk membenahi itu. Saya senang bisa melanjutkan kerja sama dengan para Climate Leader dan individual di pemerintahan di Indonesia untuk memecahkan persoalan perubahan iklim karena persoalan yang dihadapi Indonesia lumayan berat,” katanya.
Pemuka Iklim (Climate Leader) adalah sebutan dari para aktivis lingkungan hidup yang mengikuti pelatihan yang diprakarsai Al Gore melalui Proyek Kenyataan Iklim (Climate Reality Project).
Peraih Nobel Perdamaian 2007 itu juga mengajak kalangan internasional mendukung Climate Reality Project di Indonesia. Sejauh ini sudah ada sekira 300 orang Indonesia sebagai Climate Leader yang mengikuti pelatihan dan bekerja keras untuk aksi pengendalian perubahan iklim.
“Dan, untuk generasi berikutnya, kami peduli dan ingin memastikan kalian aman, dan penetapan Kesepakatan Paris berjalan,” ujarnya.
Aktivis perubahan iklim AS ini kurang dari 30 menit berada di Paviliun Indonesia, namun disesaki pengunjung dari berbagai negara. Mereka mendengarkan dengan seksama pernyataan Al Gore langsung di dalam paviliun maupun di luar melalui televisi.
“Saya senang melihat kerumunan di Paviliun Indonesia hari ini dan terima kasih telah menciptakan perubahan iklim di dalam paviliun,” demikian Al Gore, yang terpaksa melepas jasnya karena paviliun yang terasa panas karena penuh sesak pengunjung.