27.7 C
Jakarta

Alasan Sabotase

Baca Juga:

Harus pergi. Warga AS di Iraq diminta tinggalkan negara itu. Pesawat pembom AS sudah tiba di Bahrain. Armada lautnya sudah di selat Hormuz. Sebanyak 120.000 tentara Amerika disiapkan berangkat.

Adakah Amerika segera menyerang Iran?

Presiden Donald Trump membantah pengiriman tentara itu. “Itu berita palsu,” katanya Rabu lalu. Ia hampir selalu begitu. Menilai berita di ‘New York Times’ sebagai berita palsu. “Kalau toh akan kirim tentara jauh lebih banyak dari itu,” katanya.

Berarti benar? Siap kirim tentara?

Kelihatannya tinggal tunggu alasan pembenar. Seperti saat menyerang Iraq dulu. Ditemukan alasan: Saddam Husein memproduksi senjata kimia. Contoh kimia di dalam botol pun ditunjukkan kepada wartawan. Yang kelak diakui itu hanya rekayasa intelijen.

Untuk menyerang Iran sebenarnya sudah disediakan alasan terbaru. Alasan yang bisa membuat serangan ke Iran itu sah. Yakni, lubang di dua kapal yang lagi berlabuh di Fujairah, Uni Emirat Arab. Salah satunya milik Saudi Arabia. Satunya lagi milik Norwegia. Keduanya lagi bermuatan minyak mentah.

Lubang di kapal itu sudah dipublikasikan sebagai tindakan sabotase Iran atau kelompok yang dikendalikan Iran. Pokoknya lubang itu terjadi setelah membentur benda. Entah apa jenis benda itu. Tapi tidak sampai membuat kapal bocor. Foto lubang itu dipublikasikan di media internasional.

Kalau dibalik kebencian pada Tiongkok, ada Steve Banon di balik kebencian pada Iran ada John Robert Bolton.

Bolton-lah yang sejak lama anti Iran. Termasuk ia juga yang mendorong Trump untuk membatalkan sepihak perjanjian internasional pelucutan nuklir Iran. Pembatalan yang bikin Inggris, Perancis, Russia dan Tiongkok sewot, tapi tidak bisa banyak berbuat.

Negara-negara itu sebenarnya memihak Iran. Tetap mengijinkan perusahaan mereka berbisnis dengan Iran. Tapi perusahaan itu sendiri yang takut. Bisnis mereka dengan Amerika jauh lebih besar. Secara bisnis, lebih baik mengorbankan Iran dari pada kehilangan bisnis dengan Amerika.

Bolton jugalah yang pro serangan ke Iraq dulu. Bahkan, ia juga pro penyerangan terhadap Vietnam Utara. Saat itu umurnya baru 20-an tahun. Pada tahun 1969 itu.

Kini Bolton sudah berumur 70 tahun. Hidup rukun dengan isterinya. Dan satu putrinya. Jabatan resminya sangat strategis: penasehat keamanan nasional presiden Trump.

Bolton jugalah di balik ancaman serangan pada Korea Utara. Ancaman yang tujuan akhirnya tunggal: gulingkan Kim Jong-Un. Seperti misinya yang lain: gulingkan Maduro di Venezuela, gulingkan Ayatullah Khamenei di Iran, gulingkan Basyar Asad di Syiria.

Bolton adalah lulusan terbaik Yale University: summa cum laude. Salah satu universitas terbaik di Amerika. Lalu menjadi pengacara. Ia bergabung ke partai Republik. Menjadi tokoh ekstrim kanan. Dan ia pernah ingin menjadi calon presiden. Ia kalah sebelum babak penyisihan tingkat partai.

Bolton pernah dicela. Ia dicela, sebagai salah satu pendukung perang Vietnam, tapi ia tidak mau berangkat perang. Saat ia berumur 17 tahun.

“Waktu itu saya menjelang lulus. Dan lagi saya …

Penulis: Dahlan Iskan

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!