TANGSEL,MENARA62.COM Sejumlah tokoh lintas generasi berkumpul secara sukarela untuk bersilaturrahmi dan tausiyah jelang Buka Puasa Bersama yang dipandu Dr.Muhyarsyah, Minggu (17/ 2024) di Rumah Kakanda Rohani Perumahan BSD, Serpong Tangerang Selatan.
Tokoh alumni IPM lintas generasi turut hadir bersama keluarga diantanya Khaidir Sulaiman, Zulkarnain M.Noor, Taupik, Sri Bulan, Nurhayati, Irwansyah, Sabir,
Muhyarsyah, Nurbayati dan Keluarga, Nona Rahmayeni, Azrai Ridha, Zaida, Rani Sembiring, Syahrial, Iqbal Tanjung. Dalam tausiyahnya Dr. Candra Krisnajaya Lubis diawal kultum membacakan dan menjelaskan Qs.Al. Baqarah 183-186. Ayat ini mengajak umat manusia kepada kebaikan melalui ibadah puasa diperkuat dengan membaca ayat suci al-Qur’an yang durunkan dibulan Ramadhan, mari gunakan kesempatan ini sehinga kita menjadi insan bertaqwa.
Kesempatan yang sama Dr. zulkarnaian M.Noor mantan Ketua IPM Sumut menegaskan bahwa ibadah puasa ini melatih kita untuk berjuang melawan hawa nafsu, Jihad akbar bukan sembarang jihad, Jihad akbar ibarat peperangan bukanlah melawan musuh yang bisa, melainkan melawan hawa bafsu agar tidak mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram seperti hidangan berbuka yang halal, tapi haram di makan karena belum saatnya berbuka puasa sehingga kita harus sabar menunggu waktu berbuka.
Begitu beratnya melawan hawa nafsu hingga Rasulullah menjulukinya sebagai jihad akbar berdasarkan hadits;
رجعتم من الجهاد الاصغر الى الجهاد الأكبر فقيل وماجهاد الأكبر يارسول الله؟ فقال جهاد النفس
Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah saw. Apakah pertempuran besar wahai Rasulullah? Rasul menjawab “jihad (memerangi) hawa nafsu. menegaskan ibadah puasa Ramadhan.
Saat yang sama Amirsyah Tambunan sekjen MUI menegaskan bahwa manusia adalah makhluq ciptaan Allah swt yang paling istimewa karena Allah memberikan anugrah nafsu untuk dikendalikan agar menjadi kekuatan.
Jika semua makhluk itu diberikan kekuatan fisik dan energy yang luar biasa, manusia hanya diberikan oleh Allah swt modal akal dan hawa nafsu.Akal dan hawa nafsu bukanlah barang jadi siap pakai bagi manusia, sebagaimana kekuatan bagi malaikat, jin dan alam.
Akan tetapi akal dan hawa nafsu adalah barang mentah yang perlu dimasak kembali supaya tercipta keseimbangan antara keduanya. Jika ini terjadi maka kehidupan manusia akan menjadi lebih bermakna dan bermanfaat, Sebaliknya jika terjadi dominasi satu dari keduanya, maka yang terjadi adalah kekacauan, keruskan.
Manusia harus sabar melatih hawa nafsu agar selalu mampu mengimbangi tuntutan hawa nafsu dengan akalnya, agar hawa nafsu itu terkendali. Karena sesungguhnya dosis atau kadar hawa nafsu yang sesuai itulah yang melahirkan berbagai karya dan kreatifitas. Hawa nafsu adalah dorongan dan keinginan seperti berpolitik, sedangkan akal bertugas mencarikan jalan dan cara bagaimana keinginan itu terwujud.
Oleh karena itu al-Qur’an dengan terang benderang mengingatkan manusia agar tidak mengikuti hawa nafsunya:
وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Untuk mengendalikan hawa nafsu melalui kesabaran. Ibadah puasa selain kewajiban juga kebutuhan untuk melatih kita berbuat sabar.
Akhir tausiyah membacakan doa pentingnya kesabaran; pertma, Qs.Al Baqarah 250: Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir; kedua, Qs. al-A’raf 126: Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).