SURAKARTA, MENARA62.COM – Para alumni penerima beasiswa Darmasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi budaya dan seni di Indonesia. Dengan demikian, para alumni tersebut dapat memperdalam pengetahuan tentang nilai kearifan lokal Indonesia, dan menjadi partner diplomasi budaya di dunia internasional.
“Kami berharap para alumni dapat melanjutkan studi budaya di Indonesia. Kami mewacanakan untuk membuka peluang para mahasiswa asing agar dapat melanjutkan studi budaya di Indonesia,” ujar Kepala Biro Perencaaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (BPKLN Kemendikbud), Suharti dalam siaran persnya, Kamis (20/6).
Darmasiswa merupakan program beasiswa selama setahun bagi para siswa asing yang ingin belajar budaya dan seni Indonesia. Para peserta Darmasiswa akan mengikuti kegiatan perkuliahan seni dan budaya Indonesia di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun ajaran 2018/2019, program Darmasiswa diikuti sebanyak 679 siswa dari 82 negara.
Saat ini, persiapan penerimaan peserta Darmasiswa untuk tahun depan sudah mulai dilakukan. Seleksi dilakukan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia jadi prodi favorit
Bahasa Indonesia menjadi program studi favorit bagi para penerima beasiswa Darmasiswa tahun ajaran 2018/2019. Kesederhanaan tata bahasa menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta didik asing untuk mempelajarinya.
Mona Fauzi Mahmud (25), salah seorang peserta dari Mesir, menjelaskan ketertarikannya terhadap bahasa Indonesia dimulai saat dia memasuki bangku perkuliahan. Selama setahun, Mona mempelajari bahasa Indonesia sambil mengikuti program perkuliahan diploma bahasa Spanyol di negaranya.
“Saya belajar bahasa Indonesia di Mesir selama setahun tapi tidak penuh setahun, ada berhenti mulai, berhenti mulai setiap dua bulan dalam setahun,” ujarnya.
Peserta lain pun mengakui, penguasaan bahasa Indonesia menjadi kunci untuk dapat memperdalam budaya dan seni Indonesia. Latski (30), peserta Darmasiswa dari Slovakia, mengungkapkan pembelajaran bahasa Indonesia selama setahun membantunya untuk mengenal Indonesia lebih mendalam.
“Saya belajar bahasa Indonesia di sini (Indonesia), bisa mengenal Bali dari tampilan berbeda, saya tadinya hanya kenal Bali sebagai tempat wisata favorit di negara saya, ada pantai, klub, surfing, semua,” ujarnya.
Mona yang mengikuti perkuliahan jurusan bahasa Indonesia di Politeknik Negeri Malang. Diungkapkannya, penggunaan bahasa Indonesia selama studi membantunya mengenal nilai-nilai kultural masyarakat Jawa.
“Selama studi, pakai bahasa Indonesia, adaptasi di Malang tidak susah, saya jadi tahu kalau orang Jawa ramah, suka senyum, dan saling membantu, terutama kalau saya temui orang jual sayur, pergi berbelanja ke toko, semuanya,” ujar Mona.
Hanna Hiebern (21), menjelaskan berbahasa Indonesia mengasah kemampuannya dalam bidang seni dan kerajinan tangan khas Indonesia. Dia mengakui kemampuan bahasa Indonesia didapatnya dengan menjadi tenaga pengajar sukarelawan di Tulungagung, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Saya jadi volunteer mengajar bahasa Inggris di Tulungagung Jawa Timur, jadi saya mampu berbahasa Indonesia,” ujarnya.
Ke depan, Hanna berencana untuk dapat kembali ke Indonesia lagi. “Darmasiswa buat saya lebih cinta hasil karya masyarakat Indonesia. Saya pun dapat kesempatan belajar bersama teman-teman dari negara lain, ada dari Thailand, Vietnam, Colombia, Meksiko, Madagaskar, juga Eropa, dan mengambil jurusan macam-macam, seperti jurusan seni batik, karawitan. Saya ingin kembali lagi ke Indonesia selesai ini, dapat belajar batik (Indonesia) lain lagi,” ujar Hanna